
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung naik pada Selasa (6/5/2025) seiring munculnya kembali kekhawatiran investor terhadap tarif Amerika Serikat (AS) dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kekhawatiran tersebut, ditambah dengan komitmen produsen minyak utama untuk meningkatkan pasokan, membuat harga minyak mentah terus melemah dan bertahan dekat level terendah dalam empat tahun terakhir.

Mengutip Reuters, Selasa (6/5/2025), fokus investor di Asia kini bergeser ke pasar valuta asing setelah dolar Taiwan melonjak dalam beberapa sesi terakhir.
Penguatan ini memicu spekulasi bahwa negara-negara kawasan dapat merevaluasi nilai tukar mereka guna mendapatkan konsesi dagang dari AS.

Lonjakan tersebut menunjukkan adanya pembalikan besar yang sedang berlangsung dan menyoroti ekonomi-ekonomi dengan surplus perdagangan besar yang selama bertahun-tahun membangun posisi long dolar—terutama oleh eksportir dan perusahaan asuransi—yang kini mulai dipertanyakan dan menjadi waswas.
Bursa saham Taiwan melemah 0,3 persen.

Pasar China daratan dibuka menguat menguat setelah libur, dengan CSI 300 terkerek 0,79 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong mendaki 0,55 persen dan Shanghai Composite tumbuh 0,77 persen.
Indeks ASX 200 Australia juga terangkat 0,03 persen dan STI Singapura naik tipis 0,02 persen.
Pasar Jepang dan Korea Selatan masih tutup pada hari ini karena libur nasional.
Tekanan juga muncul di Hong Kong pada Selasa, di mana bank sentral de facto setempat membeli USD7,8 miliar untuk mencegah penguatan mata uang lokal yang bisa memutuskan keterikatan nilainya terhadap dolar AS.
“Aksi nyata hari ini terjadi di pasar valuta Asia,” ujar Kepala Strategi Investasi Saxo di Singapura, Charu Chanana.
“Jika penguatan mata uang-mata uang ini terus berlangsung tajam, bisa muncul kekhawatiran akan krisis mata uang Asia yang berbalik arah, dengan potensi efek rambatan ke pasar obligasi karena institusi Asia menilai ulang eksposur mereka terhadap surat utang AS yang tidak terlindung nilai,” katanya.
Di daratan China, yuan menguat ke level tertinggi sejak 20 Maret di 7,23 per dolar.
Dolar Taiwan terakhir diperdagangkan pada 30 per USD di awal sesi Selasa, tak jauh dari level tertinggi dalam hampir tiga tahun di 29,59 yang disentuh pada Senin, setelah melonjak 8 persen hanya dalam dua hari.
Perhatian investor tetap tertuju pada potensi meredanya ketegangan dagang antara AS dan China setelah Beijing pekan lalu menyatakan sedang mengevaluasi tawaran dari Washington untuk menggelar perundingan terkait tarif.
Namun, minimnya detail membuat ketidakpastian terus menyelimuti pasar, sementara pelaku pasar mencoba menafsirkan berbagai pernyataan dari Gedung Putih.
Presiden AS Donald Trump menyatakan pada Minggu, Washington sedang bernegosiasi dengan banyak negara, termasuk China, dan bahwa prioritas utamanya adalah mendapatkan kesepakatan yang adil.
Trump juga pada Senin mengenakan tarif 100 persen terhadap film produksi luar negeri, meski belum ada kejelasan bagaimana kebijakan itu akan diberlakukan.
Menurut Chanana dari Saxo, sentimen pasar saat ini lebih dipengaruhi oleh berita terkait tarif. “Artinya, secara taktis, potensi risiko-imbalan tetap cenderung positif, didukung oleh data ekonomi yang masih solid dan harapan akan tercapainya kesepakatan dagang.”
Data pada Senin menunjukkan bahwa sektor jasa AS mengalami percepatan pertumbuhan pada April. Di saat yang sama, indeks harga yang dibayarkan oleh pelaku usaha untuk barang dan jasa melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, menandakan adanya tekanan inflasi akibat tarif.
Fokus pasar kini beralih ke keputusan kebijakan Federal Reserve (The Fed) pada Rabu, di mana bank sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga, namun sorotan akan tertuju pada sikap para pembuat kebijakan dalam merespons tantangan tarif yang sedang berlangsung.
“Pasar menginginkan konfirmasi bahwa The Fed berniat memangkas suku bunga bila terjadi lonjakan harga akibat tarif, sebagaimana yang saat ini telah diperhitungkan,” kata analis pasar keuangan senior di Capital.com, Kyle Rodda.
Data LSEG menunjukkan bahwa pelaku pasar memperkirakan ada penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin di 2025, dengan kemungkinan langkah pertama dilakukan pada Juli. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()