Menanti Efek Stock Split CUAN, Intip Jejak Kinerja 10 Saham Lain

IDXChannel – Emiten batu bara Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10 dalam waktu dekat.

Namun, seperti apa dampak stock split terhadap pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

Baca Juga:

Begini Penjelasan OJK Soal Pengaturan Bunga Pinjaman Daring

Seiring kabar stock split yang diumumkan melalui keterbukaan informasi BEI, Selasa (20/5/2025), saham CUAN melambung 17,59 persen ke Rp11.700 per unit hingga penutupan sesi I.

CUAN berencana melakukan stock split dengan rasio 1:10. Artinya, setiap satu saham lama akan dipecah menjadi 10 saham baru.

Baca Juga:

IHSG Sesi I Naik 0,43 Persen, Saham Prajogo Pangestu Kompak Menguat

Melalui skema ini, nilai nominal per saham akan turun dari Rp200 menjadi Rp20.

Jika saat ini harga saham CUAN berada di level Rp11.700 per unit, maka setelah stock split, harga saham tersebut secara teoritis akan menjadi Rp1.170 per unit.

Baca Juga:

BEEF Bagikan Saham Bonus Rp68 per Saham usai Libur Iduladha

Setelah stock split, jumlah saham yang beredar akan meningkat dari 11.241.890.000 saham menjadi 112.418.900.000 saham.

Manajemen Petrindo menyampaikan, tujuan dari aksi korporasi ini adalah untuk membuat harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi investor, sehingga diharapkan dapat menarik lebih banyak minat dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

Rencana stock split ini akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 26 Juni 2025.

Data dari sejumlah emiten yang melakukan stock split dalam setahun terakhir menunjukkan hasil yang beragam. Beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan. Akan tetapi, tak sedikit pula yang justru melemah usai aksi korporasi tersebut.

Dari 10 saham yang telah melakukan stock split sejak Juli 2024, empat di antaranya mencatatkan kinerja positif. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjadi juara dengan kenaikan harga saham sebesar 76,81 persen sejak stock split pada 18 Juli 2024. Disusul oleh PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) yang naik 23,34 persen dan emiten Prajogo PT Petrosea Tbk (PTRO) yang menguat 18,68 persen. Saham PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) juga tumbuh 13,32 persen.

Namun, sisi negatif terlihat lebih dominan. Saham PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) menjadi yang paling melemah dengan koreksi 67,68 persen sejak stock split pada 7 Oktober 2024.

PT Hillcon Tbk (HILL) dan PT SAMF Tbk juga melemah masing-masing 26,50 persen dan 24,44 persen setelah melaksanakan stock split pada awal 2025. Saham ISAT, KDSI, dan INDS juga mengalami penurunan harga usai aksi tersebut.

Berikut rangkuman kinerja saham pasca stock split:

Melihat data di atas, stock split bukan jaminan bagi penguatan harga saham. Banyak faktor yang turut memengaruhi, mulai dari kondisi fundamental perusahaan, sentimen pasar, hingga prospek sektor usaha masing-masing emiten.

Kini, investor menanti langkah CUAN. Apakah langkah stock split ini mampu mendorong minat beli dan mengerek harga sahamnya, seperti PTRO atau DSSA? Atau justru mengikuti jejak mayoritas saham lain yang melemah pasca stock split? (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.