Pasardana.id - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya masih tetap berlanjut.
Proyek perpanjangan kereta cepat Jakarta-Surabaya telah masuk ke dalam program pengembangan jaringan dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KM 296 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.
"Tadi kita bicarakan, memang masalah dari kita karena masih belum selesai menyusun aturan, itu aja 'simple' tapi kalau sudah ada kita akan mulai bicara 'joint study'," kata Luhut di Beijing, Kamis (23/5).
Luhut menyebut aturan yang dimaksudnya adalah soal peraturan presiden (perpres) terkait proyek tersebut. Dia pun mengatakan sudah meminta Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono untuk ikut langsung mengawal pembuatan perpres tersebut.
"Harus segera perpresnya karena ditunggu pihak China, kalau sudah oke baru 'joint study' yang pasti akan lebih bagus dari kereta cepat Jakarta-Bandung," imbuh Luhut.
Ia pun mengakui jika pengerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh masih punya banyak kekurangan.
"Tidak mencari siapa yang salah, tapi kita belajar dari kesalahan kita karena saya terlibat di situ juga dulu," ungkap Luhut, dikutip dari Antara.
Seperti diketahui, Kereta Cepat Jakarta-Surabaya merupakan perpanjangan dari trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Proyek itu akan memangkas waktu tempuh Jakarta-Surabaya dari 10 jam menjadi 3,5 jam melalui jalur darat. Pemerintah sebelumnya menargetkan, tarif Kereta Cepat Jakarta - Surabaya akan lebih ekonomis dibandingkan Jakarta-Bandung atau Whoosh.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) kini sedang menyusun prastudi kelayakan potensi kereta cepat Jakarta-Surabaya.
Sedikitnya ada tiga jalur perpanjangan kereta cepat ke Surabaya yang telah dipertimbangkan, yakni lintas selatan, lintas tengah, dan lintas utara.
Ketiga jalur tersebut adalah lintas selatan rute Bandung-Surabaya melalui Kroya dan Yogyakarta sejauh 629,5 km dengan 13 stasiun yang dapat ditempuh 180 menit.
Tải thất bại ()