ANALIS MARKET (28/5/2025): HOLD atau WAIT & SEE

avatar
· Lượt xem 31

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Bursa saham AS ditutup menguat tajam pada Selasa (27/05/25), didorong oleh kombinasi penundaan rencana tarif 50% oleh Presiden Donald Trump terhadap Uni Eropa dan lonjakan mengejutkan dalam data keyakinan konsumen.

S&P 500 naik 2,05% menjadi 5.921,54 dan kini hanya berjarak 3,6% dari penutupan tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada 19 Februari.  

Nasdaq melonjak 2,47% menjadi 19.199,16, didorong oleh saham Teknologi dan Semikonduktor.  

Dow Jones Industrial Average juga terapresiasi signifikan sebesar 740 poin/1,78% ke level 42.343,65.  

Seluruh 11 sektor di S&P 500 mencatat kenaikan, dengan sektor Konsumen dan Teknologi memimpin.  

Saham seperti Nvidia dan Tesla menjadi pendorong utama.  

Nvidia naik lebih dari 3% menjelang laporan pendapatan kuartalannya, yang diharapkan menunjukkan lonjakan pendapatan sebesar 66,2% YoY dan kenaikan EPS sebesar 43,5%.

Tesla melonjak 6% setelah Elon Musk menegaskan kembali fokusnya pada xAI, Tesla, dan peluncuran Starship yang akan datang.  

SENTIMEN PASAR: Kenaikan indeks juga didukung oleh data ekonomi yang kuat. Indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board naik 12,3 poin menjadi 98,0—kenaikan terbesar dalam 4 tahunmengakhiri penurunan 5 bulan berturut-turut. Optimisme ini terkait dengan kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok dan sentimen rumah tangga yang membaik. Presiden Trump menunda penerapan tarif 50% untuk barang-barang dari Uni Eropa hingga 9 Juli, setelah pembicaraan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Langkah ini membuka ruang untuk negosiasi perdagangan antara AS dan UE dan meredakan ketegangan yang telah menekan pasar minggu lalu. Von der Leyen juga mengindikasikan peningkatan hubungan transatlantik ke depannya. Namun, ketidakpastian atas arah kebijakan Trump masih menjadi perhatian. Pasar masih menunggu kejelasan apakah mitra dagang utama AS dapat mencapai kesepakatan sebelum batas waktu tarif "timbal balik" pada bulan Juli. Ketidakpastian ini juga tercermin dalam data Pesanan Barang Tahan Lama, yang turun tajam sebesar 6,3% pada bulan April setelah naik 7,6% pada bulan Maret. Penurunan tersebut didorong oleh sektor Transportasi, yang anjlok 17,1% menjadi US$ 98,8 miliar. Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari menyatakan bahwa FEDERAL RESERVE harus menahan suku bunga hingga dampak penuh dari kebijakan tarif menjadi jelas. Pernyataan ini sejalan dengan sikap beberapa pejabat Fed lainnya, termasuk Presiden Fed Richmond Thomas Barkin, yang mengatakan tidak ada tanda-tanda tekanan harga atau meningkatnya pengangguran. Investor kini tengah menunggu rilis RISALAH RAPAT FOMC terbaru pada hari Rabu, bersama dengan pernyataan dari Gubernur Fed Christopher Waller dan Presiden Fed New York John Williams. Sementara itu, MUSIM LABA Q1 hampir selesai, dengan 95% perusahaan di S&P 500 telah melaporkan dan sekitar 78% mengalahkan estimasi laba analis, menurut FactSet. Fokus berikutnya adalah pada laporan laba Nvidia dan Okta, yang akan dirilis dalam 24 jam ke depan.  

PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: IHIL TREASURY AS 30 tahun turun 8 bps menjadi 4,9572%, menandai penurunan harian terbesar sejak pertengahan April, yang mencerminkan meningkatnya minat investor pada aset safe haven setelah volatilitas baru-baru ini. Penurunan ini mencerminkan pergerakan di Jepang, di mana imbal hasil obligasi 30 tahun turun hampir 20 bps menyusul laporan bahwa Tokyo sedang mempertimbangkan untuk mengurangi penerbitan obligasi jangka sangat panjang. DOLAR AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama. Terhadap YEN Jepang, USD naik 1,09% menjadi 144,39; terhadap FRANC Swiss naik 0,82%; dan terhadap EURO naik 0,51%. INDEKS DOLAR (DXY) naik 0,66% menjadi 99,608, didukung oleh sentimen positif dari data ekonomi domestik dan keputusan Jepang untuk mengurangi penerbitan obligasi.  

PASAR EROPA & ASIA: Saham EROPA naik 0,33%, dengan sub-indeks pertahanan mencapai rekor tertinggi. Saham Inggris naik 0,69% setelah liburan awal minggu. Sementara itu, MSCI Global Index naik 1,21% menjadi 880,84, menunjukkan membaiknya sentimen pasar global. Iklim konsumen Jerman tetap lemah, meskipun sedikit optimisme diharapkan pada bulan Juni. Angka pengangguran pada bulan Mei diproyeksikan akan sedikit meningkat, meskipun Tingkat Pengangguran mungkin tetap stabil pada 6,3%. Berbagai data sentimen di ZONA EURO menunjukkan iklim bisnis dan keyakinan konsumen tetap lesu, meskipun ada sedikit perbaikan di sana-sini. Di ASIA, pergerakan saham beragam. Inflasi Inti Jepang memanas hingga 2,4% YoY, sejalan dengan proyeksi BoJ. Meskipun demikian, pasar Jepang berhasil naik menyusul penurunan imbal hasil obligasi domestik, meskipun beberapa pasar Asia lainnya tetap tertekan. Mengikuti AS, Keyakinan Konsumen Korea Selatan naik pada bulan Mei di atas angka 100, mencapai 101,8, dibandingkan dengan 93,8 pada bulan sebelumnya. CHINA membukukan peningkatan Laba Industri YTD sebesar 1,4% pada bulan April, tumbuh stabil dibandingkan dengan 0,8% pada bulan sebelumnya. 

KOMODITAS: Harga EMAS anjlok karena menguatnya Dolar AS. Harga emas spot turun 1,15% menjadi US$ 3.304,52/oz, sementara emas berjangka AS ditutup 1,9% lebih rendah pada US$ 3.300,40. Harga MINYAK juga melemah di tengah kekhawatiran atas surplus pasokan. Pasar menanggapi kemajuan diplomatik antara Iran dan AS dan ekspektasi bahwa OPEC+ mungkin memutuskan untuk meningkatkan produksi pada pertemuan akhir pekan ini. BRENT turun 1% menjadi US$ 64,09/barel dan WTI AS turun 1,04% menjadi US$ 60,89/barel. OPEC+ telah kembali mengendalikan pasar minyak global setelah peningkatan produksi yang agresif menekan pertumbuhan minyak serpih AS, tetapi hal ini telah meningkatkan kekhawatiran akan kelebihan pasokan hingga pertengahan 2026. Akibatnya, harga minyak turun ke kisaran US$ 60/barel, yang memaksa perusahaan energi untuk memangkas belanja modal dan rencana pengeboran. Produksi serpih AS, yang lebih sensitif terhadap harga, memberi OPEC+ dominasi yang lebih besar, tetapi dengan risiko substansial jika harga terus turun. Wells Fargo memproyeksikan harga minyak akan tetap berada di kisaran US$50–55/barel hingga pertengahan 2026, kecuali jika terjadi penurunan ekstrem di bawah US$50. Sementara Arab Saudi memainkan peran sebagai "bank sentral minyak" dengan kapasitas cadangan yang signifikan, disiplin produksi dalam OPEC+ mulai melemah. Pasokan berlebih mulai terlihat sejak paruh kedua tahun 2025, sementara pemulihan harga baru diharapkan terjadi pada tahun 2027 dengan asumsi permintaan stabil dan tidak terjadi resesi global. 

INDONESIA: Pemerintah resmi mengumumkan 6 paket stimulus ekonomi mulai 5 Juni, meliputi diskon Tarif Transportasi dan Tol (mengantisipasi musim libur sekolah), diskon Tarif Listrik Juni-Juli, peningkatan Bantuan Sosial dan Bantuan Pangan bagi 18,3 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat) berupa kartu sembako dan beras 10 kg selama Juni-Juli, bantuan Subsidi Upah sebesar Rp150 ribu/bulan, dan perpanjangan diskon premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar 50% selama 6 bulan sejak Agustus 2025 – Januari 2026. Di sisi lain, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menurunkan Suku Bunga Penjaminan Simpanan (TBP) dari 4,25% menjadi 4,00% untuk simpanan rupiah mulai 1 Juni–30 September 2025. merupakan sinyal pelonggaran moneter lebih lanjut dan berdampak positif pada likuiditas sistem keuangan. Katalis positif ini menjadi penyangga bagi IHSG yang belum beranjak jauh dari area kritis Resistance 7.240, menjelang libur panjang akhir pekan memperingati Kenaikan Isa Almasih. IHSG ditutup pada level 7.198,97 setelah mencatat penguatan tipis 10,6 poin / +0,15%, namun kali ini diiringi aksi jual bersih asing sebesar Rp113 miliar (pasar RG). Pada perdagangan hari terakhir bulan Mei ini, aksi beli bersih asing bulanan masih bertahan dengan nyaman di angka Rp6,18 triliun (pasar RG). RUPIAH stabil di kisaran 16.270/USD, setelah mencapai level tertinggi 4 bulan di 16.155 beberapa hari lalu, mendekati kisaran perkiraan riset Kiwoom Sekuritas di 16.100 – 16.000. 

"Mengantisipasi pergerakan pasar melambat hari ini dan mungkin terus berkonsolidasi untuk menguji Support terdekat: MA10 di sekitar level 7.130. Pendekatan yang paling tepat saat ini adalah HOLD atau WAIT & SEE (sambil tidak lupa untuk menetapkan TRAILING STOP Anda) untuk mengantisipasi pemangkasan portofolio, guna menghindari ketidakpastian yang mengejutkan selama liburan akhir pekan yang panjang. Bahkan jika pullback semakin dalam, selama IHSG dapat dipertahankan di atas 7.000 –6.970, tren naik tetap relatif terkendali dan ide BUY ON WEAKNESS dapat dipertimbangkan minggu depan, asalkan tidak terjadi gejolak bearish yang signifikan di pasar regional dan sentimen pasar secara keseluruhan selama periode liburan,beber analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Rabu (28/5). 

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Ủng hộ nếu bạn thích
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest