Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (28/05), IHSG ditutup melemah -23,15 poin (-0,32%) ke level 7.175,82.
Pelemahan IHSG tidak lepas dari adanya take profit investor menyambut libur panjang.
Di saat yang sama, minimnya katalis domestik dan depresiasi nilai tukar Rupiah menjadi penekan IHSG.
Dari sisi kebijakan, Pemerintah Indonesia memberikan enam bantuan stimulus yang akan berlaku pada 5 Juni 2025.
Adapun, isi dari stimulus tersebut terdiri dari: (1) tambahan bansos PKH & BPNT, (2) bantuan subsidi upah (BSU), (3) diskon iuran JKK, (4) diskon transportasi, (5) potongan tarif tol, dan (6) diskon tarif listrik.
Dari eksternal, investor cenderung optimis didukung oleh keputusan Presiden Trump untuk menunda rencana penerapan tarif 50% terhadap Uni Eropa.
Sebagai catatan, sepanjang bulan Mei 2025, IHSG sudah naik sebesar +6,04% didorong oleh kenaikan sektor Basic Materials (+20,19%), Energy (+11,29%), dan Transportations (+11,25%).
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup variatif, seperti DJIA (+0,13%), S&P 500 (-0,01%), & Nasdaq (-0,32%).
Presiden Trump menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan perdagangan baru-baru ini, dimana AS berencana untuk memperluas pembatasan teknologi yang menargetkan perusahaan-perusahaan Tiongkok.
Pembicaraan perdagangan tampak terhenti, dan ketidakpastian hukum seputar strategi tarif Trump menambah kegelisahan investor.
Di sisi lain, pengukur inflasi pilihan Fed menunjukkan tekanan harga yang mendingin, menawarkan sedikit kelegaan. Sebagai catatan, sepanjang bulan Mei 2025, DJIA (+3,94%), S&P 500 (+6,15%), & Nasdaq (+9,56%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung bergerak mixed dibayangi berlanjutnya arus dana asing dan penguatan nilai tukar Rupiah. Investor hari ini akan mencermati rilis data Neraca Perdagangan (Mei-25) dan Inflasi Indonesia (Mei-25),” sebut analsi FAC Sekuritas dalam riset Senin (02/6/2025).
Tải thất bại ()