Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (03/06), IHSG ditutup melemah -20,25 poin (-0,29%) ke level 7.044,82.
Pelemahan IHSG tidak lepas dari meningkatnya tensi perdagangan global dan pelemahan nilai tukar rupiah.
Dari eksternal, aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan pada bulan Mei, yang mencerminkan hambatan dari ketidakpastian perdagangan yang sedang berlangsung di bawah pemerintahan Trump.
Kekhawatiran perdagangan meningkat setelah Trump mengancam akan menggandakan tarif impor baja menjadi 50%, yang menuai kritik tajam dari mitra dagang utama.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, seperti DJIA (+0,51%), S&P 500 (+0,58%), & Nasdaq (+0,81%).
Saham-saham teknologi menjadi penopang kenaikan bursa AS, dimana Nvidia (+2,8%), Broadcom (+3,3%) dan Micron (+4,1%).
Laporan JOLTS yang lebih kuat dari yang diharapkan menunjukkan lowongan pekerjaan naik sebesar 191.000 menjadi 7,391 juta pada bulan April, menandakan ketahanan di pasar tenaga kerja meskipun ada hambatan perdagangan.
Namun, OECD memangkas perkiraan pertumbuhan AS 2025 menjadi 1,6% dari 2,2%, dengan alasan ketidakpastian kebijakan dan ketegangan tarif yang sedang berlangsung. Beijing dan Washington saling menuduh telah melanggar gencatan senjata perdagangan.
"Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan dibayangi aksi profit taking pelaku pasar pasca kenaikan cukup signifikan di bulai Mei yang mencapai +6%," sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Rabu (04/6)..
Tải thất bại ()