Pasardana.id - Indonesia diyakini bisa menjadi negara adidaya dalam hal ini super power, dalam 10 tahun mendatang. Namun, dengan catatan, bahwa capaian tersebut hanya bisa dicapai dengan memfokuskan perhatian pada hilirisasi sektor pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan kerjanya di Universitas Hasanuddin Makassar, mengatakan bahwa pertanian di Indonesia tak sebatas meningkatkan produksi. Namun juga memperkuat penciptaan nilai tambah lewat pengolahan, inovasi, hingga pengembangan industri hilir.
“Hilirisasi adalah kunci transformasi pertanian kita. Kalau ini bisa kita lakukan dalam 10 tahun ke depan, dengan komitmen kuat, maka Indonesia bisa menjadi negara superpower,” ujar Mentan Amran, dikutip dari keterangan resmi, Selasa (10/6).
Ia pun mencontohkan pada penambahan signifikan dari pengolahan kelapa. Semula, kelapa dalam dijual dengan harga Rp 1.350 per kilogram (kg).
Kata dia, angka ini bisa meningkat berkali lipat jadi Rp 145.000 per liter jika diolah jadi minyak kelapa atau Virgin Coconut Oil (VCO).
Tak hanya itu, komoditas lain seperti kakao dan mete juga bisa mengalami peningkatan nilai hingga 38 kali lipat. Bahkan, kelapa sawit kini telah diolah menjadi biofuel (B50) yang berfungsi sebagai pengganti solar.
Meski begitu, potensi-potensi ini, kata dia, harus didukung oleh kebijakan yang tepat, mengingat lagi banyak negara tengah melanda 58 negara.
“Kalau kebijakan bermasalah, maka negara juga akan bermasalah. Maka dari itu, sektor pertanian harus diperkuat dari hulu ke hilir,” tegasnya.
Oleh karena itu, Mentan Amran menegaskan pemerintah telah menyusun strategi investasi pertanian yang terarah dan berdampak langsung kepada masyarakat.
“Dengan investasi sebesar Rp 371 triliun, sektor pertanian bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 9.000 triliun dan menciptakan 8 juta lapangan kerja. Karena itu, kebijakan kita sekarang difokuskan langsung kepada petani dan masyarakat,” imbuhnya.
Dia menyadari banyaknya tantangan dalam memperkuat sektor pertanian dari hulu ke hilir. Merespons hal itu, pihaknya (Kementan) telah mengambil langkah strategis.
Sebut saja seperti mulai dari pengalihan anggaran agar lebih tepat sasaran, menyederhanakan 241 regulasi yang menghambat produksi, serta meningkatkan sarana dan infrastruktur pertanian.
Tải thất bại ()