Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Bursa saham AS ditutup menguat pada Selasa (25/10/06) di tengah optimisme investor atas hasil positif dari PERUNDINGAN DAGANG AS-CHINA yang memasuki hari kedua. Indeks S&P 500 naik 0,55%, Nasdaq menguat 0,63%, dan Dow Jones naik 0,25% ke level 42.866,87. Katalis utama datang dari pernyataan SEKRETARIS PERDAGANGAN AS, HOWARD LUTNICK yang menyatakan bahwa negosiasi di London berjalan "sangat baik," meskipun mungkin akan berlanjut hingga Rabu. Investor melihat potensi de-eskalasi ketegangan tarif sebagai dukungan bagi pertumbuhan global dan pemulihan rantai pasokan. Saham Tesla melonjak 5,6%, Alphabet naik 1,4% menyusul berita bahwa OpenAI akan menggunakan layanan cloud Google, sementara Microsoft turun tipis 0,4%. Di antara 11 sektor dalam indeks S&P 500, 10 mencatat keuntungan, dipimpin oleh sektor Energi (+1,77%) dan Konsumen Diskresioner (+1,19%). Apple juga naik sedikit meskipun konferensi pengembang tahunannya tidak membawa kejutan besar dalam pengembangan AI. Saham Taiwan Semiconductor naik 4% setelah membukukan lonjakan pendapatan hampir 40% untuk Mei.
SENTIMEN PASAR: BANK DUNIA memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2025 sebesar 0,4 poin menjadi 2,3%, mengutip tarif tinggi dan ketidakpastian kebijakan sebagai hambatan signifikan di hampir semua negara. Capital Economics memproyeksikan bahwa meskipun pasar menyambut baik arah kebijakan perdagangan, tarif AS terhadap Tiongkok kemungkinan akan tetap tinggi sekitar 40%, dan tarif impor umum sebesar 10% akan dipertahankan. Investor sekarang menunggu DATA INFLASI KONSUMEN (CPI) AS untuk Mei, yang akan dirilis Rabu malam untuk menilai seberapa besar tekanan inflasi yang disebabkan oleh tarif dan apakah itu akan memengaruhi arah suku bunga Fed. Laporan Indeks Harga Produsen (PPI) akan menyusul sehari kemudian. Analis Citi memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga dalam kisaran 4,25%–4,5% pada bulan Juni dan Juli, kemudian memulai pemotongan suku bunga pada bulan September dengan total pengurangan 125 bps hingga Maret 2026.
PROTES MASSAL LOS ANGELES: Presiden AS Donald Trump mengerahkan 700 Marinir dan 4.000 pasukan Garda Nasional ke Los Angeles untuk meredakan protes yang dipicu oleh penggerebekan imigrasi, meskipun Gubernur California menganggap tindakan tersebut bermotif politik dan berlebihan. Pemerintah negara bagian mengajukan gugatan hukum untuk membatasi keterlibatan militer federal dalam penegakan hukum perdata. Sementara sebagian besar demonstrasi tetap damai, ada bentrokan kecil termasuk pembakaran mobil dan penjarahan, dengan lebih dari 180 penangkapan sejak Sabtu. Wali Kota LA Karen Bass mendesak Trump untuk menghentikan penggerebekan dan menegaskan bahwa ini adalah "kota imigran." Sementara itu, pemilik bisnis di Little Tokyo mulai membersihkan kerusakan dan menyuarakan dukungan untuk protes damai sambil menolak kekerasan dan kebijakan imigrasi Trump.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: YIELD TREASURY AS 10 tahunsedikit menurun menjadi 4,47%. Lelang obligasi minggu ini akan menguji sentimen investor terhadap aset AS. DOLAR AS tetap stabil terhadap mata uang utama, meskipun masih turun lebih dari 8% tahun ini karena kekhawatiran atas defisit fiskal AS dan ketidakpastian kebijakan perdagangan. YEN melemah 0,2% menjadi 144,9/USD, EURO stabil di US$1,142, dan POUND Inggris turun 0,3% menjadi US$1,35 menyusul data ketenagakerjaan Inggris yang lemah.
PASAR EROPA & ASIA: MSCI All-Country World Index naik 0,4% dan diperdagangkan mendekati rekor tertingginya, mencerminkan membaiknya sentimen global. Di EROPA, indeks STOXX 600 bergerak datar karena terbebani oleh saham UBS yang anjlok hampir 5% setelah pemerintah SWISS mengusulkan tambahan penyangga modal sebesar US$26 miliar. Data Indeks Sentimen Ekonomi ZEW Jerman akan menjadi sorotan hari ini.
Pasar Asia juga menguat menyusul optimisme global. Data New Credit & M2 Tiongkok akan menjadi katalis pasar jika dirilis hari ini. Di JEPANG, Menteri Keuangan menyatakan mereka sedang mengevaluasi insentif untuk kepemilikan domestik atas obligasi pemerintah jangka panjang, sementara imbal hasil obligasi 30 tahun tetap di 2,92%. BANK OF JAPAN (BOJ) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di 0,5% pada pertemuannya tanggal 17 Juni, sambil mempertimbangkan untuk memperlambat laju pengurangan obligasi mulai tahun fiskal berikutnya untuk menghindari gangguan pasar. GUBERNUR BOJ KAZUO UEDA mulai mengisyaratkan nada yang tidak terlalu dovish, mencatat potensi meredanya ketegangan perdagangan global dan inflasi pangan domestik yang terus tinggi. Fokus pasar adalah pada rencana pengurangan baru yang dapat diperpanjang hingga tahun fiskal 2026, dengan pengurangan triwulanan diperkirakan akan turun menjadi 200 miliar yen. Inflasi pangan, terutama beras, menjadi perhatian utama karena telah mendorong inflasi inti Jepang di atas target 2% selama lebih dari tiga tahun. Ueda menekankan bahwa tekanan biaya berkelanjutan dapat memengaruhi ekspektasi inflasi publik, yang menandakan peningkatan kewaspadaan BOJ terhadap risiko inflasi yang terlalu panas.
KOMODITAS: Harga MINYAK global bertahan mendekati level tertinggi dalam 7 minggu, menunggu kejelasan hasil negosiasi perdagangan. BRENT turun 0,3% menjadi US$66,87/barel dan US WTI turun 0,5% menjadi US$64,98. Harga EMAS SPOT tetap stabil di US$3.326/oz, turun tipis 0,03%.
INDONESIA: Negosiasi tarif impor antara Indonesia dan AS telah memasuki hari ke-62 sejak penangguhan dimulai pada 9 April 2025, melampaui target awal 60 hari. Pemerintah Indonesia belum mengumumkan kesepakatan apa pun menjelang 30 hari terakhir dari periode penangguhan tarif timbal balik 90 hari. Saat ini, Indonesia tengah menunggu tanggapan dari Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) atas proposal yang telah diajukannya. Penjualan mobil di Indonesia selama Mei 2025 mengalami penurunan yang signifikan, baik secara grosir (60.613 unit, -15,1% yoy) maupun eceran (61.339 unit, turun dari 72.246 unit). Penurunan ini mengindikasikan daya beli konsumen yang lemah di tengah perlambatan ekonomi nasional Q1/2025. Persaingan merek di sektor otomotif semakin ketat, namun pasar belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Situasi ini mencerminkan tantangan struktural di sektor konsumsi domestik.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN memutuskan untuk menembus Resistance MA10 dan menutup perdagangan Selasa dengan lonjakan 117,32 poin / +1,65% ke level 7.230,75, hanya selangkah lagi mencapai level Tertinggi sebelumnya di 7.240. Ada sedikit dugaan pembalikan tren ke depan berdasarkan posisi RSI (divergensi negatif), namun hal itu baru dapat dipastikan jika IHSG kembali menembus level Support pertama hingga 7.140. Meski Sell on Strength (parsial) tidak salah dilakukan, namun sebenarnya belum mendesak untuk aksi ambil untung besar-besaran karena kenaikan kemarin disokong oleh Net Buy Asing sebesar Rp1,03 triliun (all market). Adapun nilai tukar RUPIAH tetap stabil di kisaran 16.270/USD.
"Menyikapi kondisi tersebut, keputusan untuk HOLD tetap direkomendasikan, jangan lupa tetapkan TRAILING STOP; dengan tambahan MA20/7.070 sebagai level Support kedua untuk mulai melikuidasi portofolio secara bertahap,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Rabu (11/6).
Tải thất bại ()