Bursa Saham AS Ditutup Melemah di Tengah Pengumuman Inflasi

IDXChannel - Bursa saham Wall Street pada Rabu (11/6/2025) ditutup melemah dengan indeks S&P 500 yang mengakhiri kenaikan tiga hari berturut-turut di tengah pengumuman inflasi AS.

Dilansir dari laman Investing Kamis (12/6/2025), pada pukul 4:00 p.m. ET (20:00 GMT), Dow Jones Industrial Average turun 1 poin, sementara indeks S&P 500 turun 0,2 persen, dan NASDAQ Composite turun 0,5 persen.

Di sisi lain, kesepakatan perdagangan AS dan China telah selesai. "KESEPAKATAN KITA DENGAN CHINA TELAH TERCAPAI, TUNDUK PADA PERSETUJUAN AKHIR DENGAN PRESIDEN XI DAN SAYA," tutur Trump, dalam sebuah posting di situs Truth Social miliknya pada hari Rabu sebelumnya.

Meski telah berakhir, hubungan antara kedua presiden tersebut sangat baik. Dia menambahkan bahwa AS akan mendapatkan akses ke mineral tanah jarang dan magnet China, yang telah diperjuangkan oleh para pejabatnya sepanjang minggu. Sementara para mahasiswa China akan diizinkan untuk menggunakan perguruan tinggi dan universitas AS.

Presiden AS juga mencatat bahwa tarif AS akan mencapai 55 persen untuk barang-barang China, sementara bea masuk China untuk barang-barang AS akan sekitar 10 persen.

Para pejabat dari kedua belah pihak telah mengonfirmasi, di mana suatu kerangka kerja telah disetujui tetapi tak disebutkan secara menrinci atas apa yang akan tercakup dalam kerangka kerja tersebut sehingga membuat para investor berhati-hati atas potensi kesepakatan di masa mendatang, terutama karena perjanjian Jenewa sebelumnya tidak akan berlaku lama.

Di bidang geopolitik, AS tengah bersiap untuk mengevakuasi sebagian kedutaan besarnya di Irak dan akan mengizinkan tanggungan militernya meninggalkan lokasi-lokasi di sekitar Timur Tengah. Langkah tersebut didorong oleh masalah keamanan, menurut laporan tersebut.

Namun, menurut sumber yang tak disebutkan namanya, langkah tersebut tepat dilakukan saat AS mengancam akan menyerang Iran jika pembicaraan tentang pembatasan program nuklirnya menemui jalan buntu.

Indeks harga konsumen meningkat sebesar 2,4 persen tahun-ke-tahun pada Mei 2025 meningkat dari 2,3 persen pada April. Namun angka itu lebih rendah dari ekspektasi analis sebesar 2,5 persen.

Secara bulanan, ukurannya turun menjadi 0,1 persen. Para ekonom telah memproyeksikan bahwa pengukur tersebut akan sesuai dengan pembacaan bulan April sebesar 0,2 persen.

Jika tidak memperhitungkan barang-barang yang mudah berubah seperti bahan bakar dan makanan, maka inflasi inti sama dengan tingkat bulan April sebesar 2,8 persen. Sementara itu turun sedikit dari bulan ke bulan menjadi 0,1 persen. Keduanya lebih lambat dari yang diperkirakan.

Setelah data tersebut, suku bunga berjangka jangka pendek memperkirakan peluang penurunan suku bunga hampir 70 persen pada bulan September.

Namun beberapa pihak di Wall Street tetap tidak yakin dan memperingatkan bahwa inflasi kemungkinan akan meningkat. "Meskipun angkanya rendah, hingga akhir tahun, kami memperkirakan inflasi inti YoY akan tetap tinggi dan berpotensi naik karena tekanan harga mengalir dari penerapan tarif baru-baru ini," kata Macquarie dalam catatan hari Rabu.

Di sisi lain, saham pengecer produk hewan peliharaan daring Chewy (NYSE:CHWY) turun. Saham Victoria's Secret (NYSE:VSCO) naik setelah pengecer pakaian dalam itu melaporkan hasil kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan.


(kunthi fahmar sandy)