Nilai Tukar Rupiah Menguat ke 16.211, USD/IDR Tertekan Pasca Data Inflasi AS, Pasar Tunggu Rilis IHP AS

avatar
· Lượt xem 10
  • Rupiah menguat ke sekitar 16.211 terhadap Dolar AS, didorong oleh pelemahan Dolar AS.
  • Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 2,3%.
  • Data inflasi AS melambat, memperkuat spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September mendatang.

Nilai tukar Rupiah (IDR) menguat terhadap Dolar AS (USD) dan bergerak di sekitar level 16.211 pada perdagangan Kamis menjelang sesi Eropa. Pasangan mata uang USD/IDR terus melemah sejak awal April, terdorong oleh Dolar AS yang kehilangan pijakan, dengan indeks dolar (DXY) merosot di bawah level 100. Bank Indonesia menetapkan JISDOR USD/IDR pada level 16.265 pada Rabu, 11 Juni. Analis Bank Danamon memprakirakan pergerakan USD/IDR hari ini berada dalam rentang 16.180-16.285.

Indeks Dolar AS (DXY) jatuh ke 98,43 dan telah melemah 0,87% sepanjang pekan ini. Pelemahan ini dipicu oleh data inflasi AS yang menunjukkan perlambatan, lebih rendah dari estimasi pasar, sehingga menekan sentimen dolar di sesi perdagangan Amerika.

Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Mei 2025 Turun ke Terendah Sejak 2022

Sementara itu di dalam negeri, Indeks Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI) Indonesia pada bulan Mei 2025 mengalami penurunan tajam, merosot ke 117,5 dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level 121,7. Angka ini merupakan level terendah sejak September 2022, ketika indeks tercatat sebesar 117,2. Meski demikian, Bank Indonesia menegaskan bahwa nilai di atas 100 masih mencerminkan ekspektasi konsumen yang optimistis terhadap kondisi ekonomi domestik.

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Global Jadi 2,3%, Terendah dalam 17 Tahun

Di kancah global, Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospects memperingatkan tekanan serius pada perekonomian global akibat ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan. Proyeksi pertumbuhan PDB global tahun ini diturunkan menjadi 2,3%, terendah dalam 17 tahun kecuali masa resesi, dengan rata-rata pertumbuhan 2,5% hingga 2027 — terendah sejak 1960-an. Negara berkembang dan pasar emerging markets menghadapi tantangan besar dalam pemulihan pascapandemi, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.

Inflasi AS Melambat Dorong Sentimen Bearish Dolar, Tekanan Tarif Masih Terbatas

Di Amerika Serikat, data inflasi menunjukkan perlambatan tekanan harga. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Mei naik hanya 0,1% secara bulanan, di bawah ekspektasi pasar 0,2% dan juga lebih rendah dari kenaikan 0,2% pada April. IHK inti juga naik 0,1%, jauh di bawah estimasi analis sebesar 0,3%. Data ini memperkuat spekulasi bahwa tekanan inflasi mulai mereda.

Dampak kenaikan tarif terhadap inflasi masih terbatas karena harga belum sepenuhnya diteruskan ke konsumen. Kondisi ini menimbulkan sentimen bearish terhadap Dolar AS dan memperkuat kecenderungan dovish Federal Reserve. Menurut tim analis Wells Fargo, “FOMC kemungkinan akan memilih sikap hati-hati pada pertemuan minggu depan dan menunggu data ekonomi selanjutnya sebelum mempertimbangkan perubahan kebijakan.”

Trump Deklarasi Kesepakatan Dagang di London, Namun Ketegangan Tarif Belum Mereda

Ketegangan perdagangan AS-Tiongkok mulai mereda setelah kesepakatan di London, yang kini menunggu persetujuan final Presiden Trump dan Xi Jinping. Trump menyebut Tiongkok akan memasok magnet dan logam tanah jarang, sementara AS memenuhi kesepakatan, termasuk membuka akses pendidikan bagi mahasiswa Tiongkok. Ia menegaskan tarif AS 55% dibanding 10% di Tiongkok, dan menyebut hubungan kedua negara "sangat baik." Namun, pasar tetap waspada karena minimnya perincian implementasi.

Di sisi lain, pada hari yang sama, Trump memperkeruh ketegangan perdagangan dengan menyatakan rencana penetapan tarif unilateral dan berjanji akan memberi tahu para mitra dagang tentang langkah tersebut dalam waktu dua minggu ke depan – menimbulkan ketidakpastian lebih lanjut di tengah proses negosiasi yang sedang berjalan.

Fokus Tertuju pada Indeks Harga Produsen dan Klaim Pengangguran AS

Fokus pasar global kini beralih ke agenda ekonomi Amerika Serikat yang akan dirilis pada hari Kamis. Data utama yang menjadi sorotan adalah Indeks Harga Produsen (IHP) serta laporan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal Mingguan. Data tersebut menjadi sangat penting untuk mengonfirmasi arah inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja di AS.

Kelemahan yang berkelanjutan dalam kedua indikator dapat memperkuat alasan bagi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga pada September mendatang, yang berpotensi menekan nilai Dolar lebih lanjut dan dapat memperkuat Rupiah.

Bagikan: Pasokan berita

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Ủng hộ nếu bạn thích
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest