Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (13/06), IHSG ditutup melemah 38,30 poin (-0,53%) ke level 7.166,07.
Penurunan IHSG terjadi akibat adanya profit taking lanjutan oleh investor, yang dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah setelah serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Di sisi lain, data inflasi konsumen dan produsen Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini.
Perlu dicatat bahwa selama pekan terakhir, IHSG justru berhasil menguat sebesar +0,74%, didukung oleh net foreign buy senilai Rp1,31 triliun.
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup melemah, seperti DJIA (-1,79%), S&P 500 (-1,13%), & Nasdaq (-1,30%).
Saham AS anjlok tajam pada hari Jumat karena banyak investor menghindari asset-aset beresiko seperti saham setelah Iran mengecam serangan udara Israel sebagai "deklarasi perang" dan menanggapi dengan serangan rudal pada Jumat malam waktu setempat.
Serangan itu menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, yang secara signifikan meningkatkan ketegangan geopolitik dan meresahkan pasar global.
Hal tersebut membuat, kenaikan komoditas crude oil dan gold masing-masing +13% dan +3,63% dalam sepekan terakhir.
"Menyikapi beragam kondisi tersebut, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan seiring perkembangan negosiasi perdagangan, pemangkasan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan naiknya tensi geopolitik Timur Tengah (Israel-Iran). Investor hari ini akan mencermati rilis data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (April-25)," sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (16/6).
Tải thất bại ()