Minyak Terkoreksi Bearish Jelang Pertemuan G7

Indikator Harga

Fokus Crude Oil:

• Konflik Israel - Iran akan menjadi agenda utama yang dibahas dalam pertemuan puncak kelompok G7 di Kanada.
• Teheran enggan berunding untuk gencatan senjata di tengah serangan Israel, kata seorang pejabat Iran kepada mediator Qatar dan Oman.

***********************************************************

Senin, 16 Juni 2025 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak terkoreksi turun dibebani oleh sentimen dari berlangsungnya pertemuan G7 yang berencana mendesak diakhirinya konflik Israel - Iran. Meski demikian, potensi harga kembali bullish masih cukup kuat didukung oleh penegasan Iran untuk menolak gencatan senjata, dan kekhawatiran gangguan pasokan lebih lanjut di Timur Tengah.

Para pemimpin kelompok G7 yang dijadwalkan bertemu di Kanada mulai hari Minggu kemarin hingga Selasa nanti mengatakan bahwa konflik Israel - Iran akan menjadi agenda utama yang akan dibahas selama KTT tersebut. Seorang pejabat G7 mengatakan bahwa para pemimpin berencana untuk mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan deeskalasi konflik terbaru Iran.

Sementara itu, seorang pejabat Teheran yang diberi pengarahan pada hari Minggu memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa Iran tidak membuka opsi untuk merundingkan gencatan senjata di tengah serangan Israel. Selain itu, aksi saling serang antara Israel dan Iran masih terus berlangsung. Pasukan Pertahanan Israel pada Senin pagi melaporkan telah mendeteksi lebih banyak rudal yang diluncurkan dari Iran ke Israel.

Masih terkait Iran, kelompok Houthi Yaman pada hari Minggu mengumumkan secara terbuka untuk pertama kalinya bahwa mereka akan berkoordinasi dengan Iran untuk menyerang Israel. Juru bicara militer Houthi, Yehya Sarea, mengatakan kelompok Yaman tersebut akan menargetkan Jaffa di Israel tengah dengan beberapa rudal balistik dalam 24 jam terakhir.

Dukungan lainnya datang dari kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak Iran yang kemungkinan akan sulit ditutupi oleh OPEC+. Iran memproduksi sekitar 3,3 juta bph, dan mengekspor lebih dari 2 juta bph minyak dan bahan bakar. Arab Saudi dan UEA merupakan anggota OPEC+ yang mampu meningkatkan produksi dengan cepat dan dapat memompa sekitar 3,5 juta bph lebih banyak, ungkap analis dan sumber industri.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $76 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $71 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter