
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arief membeberkan sektor industri yang bakal terpukul jika Selat Hormuz ditutup. Sebagai informasi, Iran mengancam menutup jalur tersebut usai diserang Israel dan Amerika Serikat (AS).
Febri mengatakan, industri yang bakal terdampak terutama adalah yang mengandalkan gas sebagai bahan baku. Harga energi, termasuk gas dan minyak, memang terancam naik jika Selat Hormuz benar-benar ditutup.
"Tapi subsektor manufaktur yang menggunakan gas sebagai bahan baku itu adalah industri pupuk, industri keramik. Industri kaca, Industri baja, industri gelas. Itu beberapa industri yang menggunakan gas sebagai bahan baku," katanya saat ditemui di Kemenperin, Jakarta, Rabu (25/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kinerja Manufaktur RI Bisa Jeblok Jika Selat Hormuz Ditutup |
"Tapi, industri yang menggunakan energi segala macem sebagai penggerak mesin produksinya itu hampir semua industri. Jadi, kalau ada terjadi gejolak harga energi dunia atau harga gas dunia, itu akan berpotensi menekan kinerja sektor manufaktur. Atau bisa menurunkan PMI dan IKI," tambah Febri.
Terkait harga gas, Febri menyebut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sudah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM untuk penyediaan gas murah untuk industri sebesar US$ 6 dolar yang terkait dengan program kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).
Meskipun dalam praktiknya, Febri mengungkap tidak semua gas yang dibeli industri sesuai dengan harga tersebut. Kerap kali pihak industri harus membeli gas di atas harga US$ 6 MMBTU.
"Namun praktiknya seringkali harga gas yang sampai kepada industri itu ada yang membeli harga gas di atas US$ 6 MMBTU. Itu sebaiknya tanya kepada BUMN produsen gas. Kenapa kok mereka tidak bisa menyuplai gas untuk industri sesuai dengan keputusan Presiden? Silahkan tanyakan kepada BUMN yang menjadi produsen gas untuk industri," beber Febri.
Bahkan ada salah satu tenant di Kawasan Industri Batang yang mengeluh dengan ketidaksesuaian harga gas dengan yang sebelumnya dijanjikan. Febri menyatakan penyediaan gas murah untuk industri sudah diupayakan Kemenperin sejak tahun 2020.
"Kan kemarin juga ada keluhan dari salah satu tenant di Kawasan Industri Batang bahwa ketika mereka membangun pabriknya, mereka dijanjikan dengan harga gas sekian. Tetapi sampai sekarang ternyata belum terealisasi," tutupnya.
Lihat juga Video 'Menakar Dampak Global Akibat Penutupan Selat Hormuz oleh Iran':
[Gambas:Video 20detik]
Được in lại từ detik_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()