Menteri Perdagangan Budi Susanto optimistis bahwa ketegangan antara Israel dan Iran tidak akan mempengaruhi produktivitas ekspor RI. Menurutnya, hingga saat ini neraca perdagangan RI juga masih terus bertumbuh positif.
Budi mengatakan, hingga saat ini belum terlihat pengaruh dari kondisi perang Israel-Iran dengan sektor-sektor berorientasi ekspor. Sejauh ini, ekspor RI masih menunjukkan tren kenaikan.
Ekspor Indonesia periode Januari hingga April 2025 mengalami peningkatan sebesar 6,65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total ekspornya mencapai US$ 87,36 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah sampai saat ini nggak ada pengaruh. Belum ada pengaruh dengan situasi perang dan sebagainya. Ekspor kita tetap naik," kata Budi, ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (26/5/2025).
Baca juga: 5 Industri Ini Paling Terpukul Jika Selat Hormuz Ditutup Iran |
Selain itu, meski surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan April 2025 mencapai titik terendah dalam 60 bulan terakhir, justru nilainya pada bulan Mei justru menjadi yang tertinggi sepanjang dua tahun terakhir. Adapun pada April 2025 sendiri nilainya mencapai US$ 160 juta.
Budi mengatakan informasi tentang surplus bulan Mei didengarnya langsung dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurutnya, kondisi ini menjadi bukti bahwa tidak ada masalah pada neraca perdagangan RI meski gejolak perekonomian dan politik global masih terus berlangsung.
Di samping itu, Budi juga menyoroti kondisi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China juga semakin mereda, disusul proses negosiasi yang sedang berlangsung. Kondisi ini membuatnya semakin optimistis dengan prospek perdagangan RI ke depan.
"Sampai sekarang masih proses negosiasi. Jadi belum ada kesepakatan seperti apa, masih berjalan. Ya pasti ada kesepakatan lah. Artinya cepat ada kesepakatan. Karena sampai sekarang dia juga belum memutuskan kan. Artinya negosiasinya masih berjalan terus." ujar dia.
Indonesia juga memiliki sejumlah alternatif pasar baru melalui jalinan perjanjian. Beberapa di antaranya ada Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), Perjanjian Perdagangan Bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), serta sejumlah perjanjian dengan negara-negara lainnya seperti Kanada hingga Tunisia.
Tonton juga "Mendag Dorong UMKM Bersaing di Pasar Internasional" di sini:
[Gambas:Video 20detik]
Được in lại từ detik_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.


Tải thất bại ()