- Rupiah melemah 0,22%, kini bergerak di sekitar 16.241; secara tahunan turun 0,63%.
- Pasar fokus pada rilis ADP dan NFP yang krusial bagi arah suku bunga The Fed.
- Data AS beragam, Powell pilih tunggu data; Indonesia merancang RAPBN 2026 yang lebih adaptif.
Nilai tukar Rupiah Indonesia (IDR) dibuka melemah terhadap Dolar AS (USD) pada hari Rabu, dengan kurs pasangan mata uang USD/IDR naik 35,3 poin atau 0,22% ke level 16.241,3, saat berita ini ditulis. Pelemahan ini mencerminkan tekanan ringan terhadap rupiah di tengah situasi global yang masih diliputi ketidakpastian. Secara tahunan, Rupiah masih tercatat melemah tipis sebesar 0,63% terhadap Dolar AS.
Sementara itu, menjelang pembukaan sesi Eropa, Indeks Dolar AS (DXY) tampak sedikit pulih, naik tipis ke level 96,77 setelah sebelumnya ditutup melemah di posisi 96,65 pada akhir sesi perdagangan sebelumnya.
Pasar Waspada Jelang Data ADP dan NFP AS
Sentimen pasar saat ini terfokus pada rilis data laporan ketenagakerjaan sektor swasta ADP , yang mungkin mempengaruhi USD pada pukul 12:15 GMT (19:15 WIB) (19:15 WIB) menjelang data Nonfarm Payrolls (NFP) yang akan dirilis Kamis. Data ini adalah petunjuk penting bagi arah suku bunga The Fed. Analis dari Commerzbank, Volkmar Baur, mengingatkan bahwa pasar mulai memperhitungkan kemungkinan The Fed bertindak di bawah tekanan politik, bukan semata mengikuti data:
“..., laporan pasar tenaga kerja yang kuat tidak serta merta positif bagi dolar AS. Jika pasar terus mengharapkan The Fed untuk menurunkan suku bunga meskipun ada pasar tenaga kerja yang kuat, ini akan sangat membebani dolar AS... Hanya laporan yang kuat dan penyesuaian ekspektasi pasar terhadap The Fed yang kemungkinan akan mendukung dolar,” ujarnya.
Sentimen Campuran Membayangi Dolar, Powell Tekankan Kesabaran
Dari sisi data, laporan JOLTS menunjukkan lowongan kerja AS melonjak menjadi 7,77 juta pada Mei, mengalahkan ekspektasi 7,3 juta. Namun, perekrutan dan pemutusan kerja relatif stabil. Di sisi lain, aktivitas manufaktur menunjukkan perbaikan tipis dengan PMI ISM naik ke 49,0, meski masih di bawah ambang ekspansi. Namun, indeks ketenagakerjaan turun ke 45,0.
“Indikator yang beragam dalam output menunjukkan bahwa perusahaan masih berhati-hati dalam perekrutan meskipun ada peningkatan dalam produksi,” kata Susan Spence, Ketua Komite Survei Bisnis Manufaktur ISM.
Di tengah dinamika ini, pasar juga mencermati perkembangan RUU fiskal “One Big Beautiful Bill” (OBBBA) yang baru saja lolos dari Senat AS. RUU tersebut diprakirakan akan menambah beban utang hingga US$3,3 triliun – isu yang turut membebani prospek dolar.
Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell dalam pidatonya di Forum ECB 2025 menyebut bahwa ekonomi AS masih “dalam kondisi cukup baik”, dan inflasi berjalan sesuai harapan jika pengaruh tarif dikesampingkan. Powell menekankan bahwa The Fed akan bersabar dan menunggu data sebelum mengambil langkah lebih lanjut:
“Selama ekonomi AS kuat, hal yang bijaksana adalah menunggu,” ujar Powell. Ia juga mengindikasikan bahwa sebagian besar anggota FOMC masih melihat ruang untuk penurunan suku bunga lanjutan tahun ini, meskipun belum diputuskan apakah akan dilakukan pada pertemuan Juli.
Respons Indonesia: RAPBN 2026 Lebih Adaptif
Di tengah tekanan global tersebut, Pemerintah Indonesia merespons dengan menyusun RAPBN 2026 yang lebih antisipatif. Dalam pembahasan awal KEM-PPKF bersama DPR, pemerintah menetapkan defisit fiskal di kisaran 2,48%-2,53% terhadap PDB, dengan target pendapatan negara 11,71%-12,22% dan belanja negara 14,19%-14,75%.
Perinciannya antara lain: penerimaan pajak 8,9%-9,24% dari PDB, kepabeanan dan cukai 1,18%-1,21%, PNBP 1,63%-1,76%, serta hibah sekitar 0,003%.
Langkah ini mencerminkan upaya pemerintah untuk memperkuat fondasi fiskal dan menjaga daya tahan ekonomi nasional, di tengah ancaman volatilitas global akibat tarif dagang Trump dan arah kebijakan moneter AS yang belum pasti.
Được in lại từ FXStreet_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()