Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Pasar saham AS ditutup lebih tinggi pada hari Kamis (3 Juli), mencetak rekor baru selama sesi yang dipersingkat menjelang hari libur Hari Kemerdekaan AS.
S&P 500 naik 0,83% menjadi 6.279,36 dan Nasdaq naik 1,02% menjadi 20.601,10, keduanya menandai rekor penutupan tertinggi.
Dow Jones naik 0,77% menjadi 44.828,53, sekarang hanya 0,41% di bawah rekor tertingginya sepanjang masa.
Saham Nvidia naik 1,3% menjadi kapitalisasi pasar sebesar US$3,89 triliun, semakin dekat untuk melampaui Apple dan menjadi perusahaan paling berharga dalam sejarah.
-Data penggajian nonpertanian AS menunjukkan ketahanan ekonomi: ada 147.000 pekerjaan tambahan pada bulan Juni, mengalahkan estimasi 110.000 dan naik dari angka Mei yang direvisi sebesar 144.000. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,1% dari ekspektasi 4,3%, sementara pertumbuhan pendapatan per jam rata-rata melambat menjadi 0,2% bulan ke bulan, menandakan bahwa tekanan inflasi yang didorong oleh upah relatif moderat.
-Meskipun data ketenagakerjaan menunjukkan ekonomi tetap kuat, peluang penurunan suku bunga oleh Fed pada bulan Juli hampir lenyap. Menurut CME FedWatch, probabilitas penurunan 25bps pada bulan September turun menjadi 68% dari 74% minggu lalu. Kristina Hooper dari Man Group mengatakan pasar saat ini dipenuhi dengan optimisme yang tinggi, bahkan tidak rasional, karena investor ritel lebih fokus pada laporan tenaga kerja daripada risiko inflasi dan ketidakpastian tarif.
SENTIMEN PASAR: Reli pasar juga dipicu oleh pelonggaran kebijakan ekspor teknologi chip ke China sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan AS–China terbaru. Hal ini memberikan sentimen positif bagi sektor teknologi, terutama saham Nvidia yang terus meningkat. Sementara itu, sektor jasa AS juga menunjukkan ekspansi pada bulan Juni menurut ISM, meskipun komponen ketenagakerjaan jasa mencatat kontraksi ketiganya tahun ini.
-Setelah pasar ditutup, DPR AS yang dikendalikan oleh Partai Republik meloloskan pemotongan pajak dan RUU belanja besar-besaran Presiden Donald Trump. RUU ini diperkirakan akan menambah US$3,4 triliun pada utang nasional dari level saat ini sebesar US$36,2 triliun dan menyebabkan jutaan orang Amerika kehilangan asuransi kesehatan. Meskipun dapat meningkatkan permintaan dalam perekonomian, kebijakan ini berpotensi menambah tekanan inflasi di tengah indikator ekonomi yang kuat.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal hasil obligasi AS naik setelah rilis data ketenagakerjaan. Imbal hasil 10 tahun naik 5,3 bps menjadi 4,346%, sementara imbal hasil 2 tahun melonjak 9,7 bps menjadi 3,886%. Secara mingguan, imbal hasil 10 tahun naik 6,3 bps dan imbal hasil 2 tahun naik hampir 14,6 bps.
-Dolar AS menguat seiring dengan sentimen yang kuat dari data ketenagakerjaan. Indeks dolar (DXY) naik 0,38% menjadi 97,12. Euro melemah 0,37% menjadi US$1,1754. Terhadap yen Jepang, dolar naik 0,95% menjadi 145,03 setelah anggota dewan Bank of Japan Hajime Takata menyarankan kenaikan suku bunga lebih lanjut setelah jeda sementara. Poundsterling juga naik 0,07% menjadi US$1,3645 setelah awalnya turun karena masalah fiskal dan ketidakpastian politik di Inggris.
PASAR EROPA & ASIA: MSCI All-Country World Index naik 0,65% menjadi 926,47 setelah sempat mencapai rekor 926,79. Untuk minggu ini, indeks global naik 0,3%. Indeks STOXX 600 Eropa naik 0,47%, dipimpin oleh kenaikan saham perbankan, dan berhasil sedikit meningkat mingguan.
-Saham Asia sebelumnya ditutup beragam, mengikuti kenaikan Wall Street dan menanggapi kemajuan perjanjian perdagangan AS dengan beberapa negara Asia, termasuk Vietnam. CHINA punya pendekatan baru atasi pelemahan belanja rumah tangga: Pemerintah Xi Jinping bakal berikan subsidi konsumsi sebesar USD 7 miliar (sekitar Rp 113 triliun). Raksasa teknologi China Alibaba juga mengumumkan akan memberikan subsidi untuk pembelian tertentu, menyalurkan 50 miliar yuan selama 12 bulan sejak Rabu, 2 Juli.
KOMODITAS: Harga minyak turun setelah data ketenagakerjaan menunjukkan ekonomi tetap solid, mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Minyak mentah WTI AS turun 0,65% menjadi US$67,01 per barel, sementara Brent turun 0,46% menjadi US$68,79 per barel.
RINGKASAN MINGGUAN: Sepanjang minggu ini, S&P 500 naik 1,72%, Nasdaq naik 1,62%, dan Dow Jones naik 2,3%. Indeks Russell 2000 berkapitalisasi kecil membukukan kenaikan mingguan terbesar sebesar 3,41%. Data ketenagakerjaan AS yang kuat menjadi fokus utama, menunda ekspektasi penurunan suku bunga Fed. Di sisi lain, kemajuan sejumlah perjanjian dagang dan pelonggaran kebijakan ekspor chip memberikan sentimen positif bagi saham-saham teknologi dan manufaktur.
INDONESIA: Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan hampir seluruh asumsi makroekonomi 2025 meleset dari target APBN, termasuk pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan hanya 4,8–5,0%, di bawah target 5,2%. Selain itu, realisasi nilai tukar rupiah kembali berpotensi lebih lemah dari asumsi, mengulang tren kegagalan serupa pada beberapa tahun sebelumnya. Secara terpisah, Presiden RI Prabowo Subianto menandatangani Risalah Rapat Dewan Koordinasi Tinggi (MoM DKT) Indonesia – Arab Saudi dengan Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud saat kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi, Rabu lalu, yang berisi tentang tata kelola DKT. Pertemuan yang diselenggarakan di Istana Al-Salam, Jeddah tersebut diyakini akan semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu mitra strategis utama Arab Saudi di Asia Tenggara.
-Sementara itu, investor pasar modal Indonesia telah melampaui 17 juta, meningkat 2,1 juta selama setahun terakhir, dengan 42% didominasi oleh ritel. Lonjakan tersebut justru terjadi saat pasar tutup selama libur Idul Fitri dari 28 Maret – 7 April, didukung oleh para pialang yang melayani pembukaan rekening pada hari libur. Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan akan segera membuka kembali kode domisili, dalam upaya meningkatkan transparansi & likuiditas perdagangan, sehingga investor domestik dapat kembali mengintip aktivitas perdagangan investor asing pada penutupan sesi 1 & 2. Secara paralel, BEI juga tengah bersiap untuk memperkenalkan kembali short selling yang ditargetkan pada 26 September.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN kembali gagal ditutup di atas rentang Moving Average krusial di 6.890 – 6.915, yang akan bertindak sebagai resistance terdekat untuk saat ini.
"Menyikapi beragam kondisi tersebut, Kami menyarankan para pelaku pasar untuk bersikap bijak dalam menerapkan manajemen uang & risiko saat ini, mengingat tidak akan ada pergerakan dari pasar AS karena libur Hari Kemerdekaan AS pada tanggal 4 Juli. Perhatikan Support & Resistance setiap saham dalam portofolio Anda saat membuat keputusan perdagangan berikutnya,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Jumat (04/7).
Tải thất bại ()