Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Pasar saham AS melemah tajam pada sesi perdagangan hari Senin (7/7/25) menyusul meningkatnya kembali ketegangan perdagangan global setelah pengumuman tarif baru oleh Presiden Donald Trump.
S&P 500 turun 0,8%, Nasdaq Composite anjlok 0,9%, dan Dow Jones Industrial Average turun 422 poin atau 0,9% menjadi 44.406,36.
Saham otomotif Jepang seperti Toyota dan Honda masing-masing turun 4,0% dan 3,9%.
Saham Tesla anjlok lebih dari 7% menjadi $292,8 dalam sesi pra-pasar, menghapus kapitalisasi pasar sebesar USD 68 miliar setelah Elon Musk mengumumkan pembentukan partai politik baru yang disebut "America Party".
SENTIMEN PASAR: Trump secara resmi mengumumkan pengenaan tarif sebesar 25% pada semua barang impor dari Jepang dan Korea Selatan mulai 1 Agustus 2025. Tarif tersebut diklaim sebagai respons terhadap defisit perdagangan yang menurutnya mengancam ekonomi AS dan keamanan nasional. Dalam surat kepada PM Jepang Ishiba Shigeru dan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung, Trump juga memperingatkan bahwa setiap tarif pembalasan dari kedua negara akan ditanggapi dengan tarif yang sama atau lebih tinggi. Perusahaan-perusahaan dari negara-negara tersebut didesak untuk memproduksi di AS untuk menghindari tarif. Tarif ini terpisah dari tarif sektoral sebelumnya dan tidak akan digabungkan. Misalnya, tarif mobil Jepang tetap sebesar 25%, tidak dinaikkan menjadi 50%. Trump menyatakan tarif dapat dinaikkan atau diturunkan tergantung pada hubungan bilateral. Sebanyak 14 negara telah menerima surat tersebut, termasuk Serbia, Tunisia, Thailand, dan Malaysia.
Daftar tarif baru tersebut meliputi:
-25%: Tunisia, Malaysia, Kazakhstan
-30%: Afrika Selatan, Bosnia-Herzegovina
-32%: Indonesia
-35%: Serbia, Bangladesh
-36%: Kamboja, Thailand
-40%: Laos, Myanmar
Pemerintah Korea Selatan menyatakan akan mempercepat negosiasi untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan. Afrika Selatan menyebut tarif 30% AS sebagai langkah yang tidak adil mengingat sebagian besar barang AS masuk ke negara mereka bebas tarif. Uni Eropa tidak menerima surat tarif tetapi tetap menargetkan perjanjian perdagangan cepat sebelum batas waktu 10 Juli. Trump juga mengancam negara-negara BRICS seperti Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan dengan tarif tambahan 10% jika dianggap menerapkan kebijakan "anti-Amerika".
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal Hasil Treasury AS 10 tahun naik 5,7 bps menjadi 4,397%, sementara imbal hasil dua tahun naik 1,9 bps menjadi 3,901%.
-INDEKS DOLAR (DXY) menguat 0,517% menjadi 97,467, level tertinggi dalam seminggu, didorong oleh lonjakan terhadap YEN Jepang (naik 1,09% menjadi 146,130) dan melemahnya EURO sebesar 0,57% menjadi $1,172. Pasar juga mencermati rilis risalah rapat FOMC Rabu ini untuk petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan suku bunga The Fed. Pada pertemuan bulan Juni, The Fed mempertahankan suku bunga pada 4,25%–4,5% dan memilih untuk menunggu hingga dampak tarif menjadi lebih jelas.
PASAR EROPA & ASIA: Indeks global MSCI turun 0,63% menjadi 919,93 karena sentimen negatif dari tarif AS. Sementara itu, STOXX 600 Eropa naik 0,44%, didorong oleh ekspektasi kesepakatan perdagangan dengan AS.
-Di ASIA, pasar saham Jepang dan Korea ditekan langsung oleh kebijakan tarif. Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Jepang terkait surat tarif Trump. UNI EROPA dipastikan belum menerima surat pemberitahuan tarif AS yang baru, menurut sumber Reuters. Meskipun demikian, UE masih menargetkan tercapainya kesepakatan perdagangan dengan AS sebelum Rabu, menyusul pertukaran positif antara Ursula von der Leyen dan Trump. UE sebelumnya mengesampingkan harapan untuk kesepakatan perdagangan yang komprehensif sebelum batas waktu Juli.
KOMODITAS: Harga MINYAK naik meskipun OPEC+ mengumumkan peningkatan produksi. BRENT naik 1,9% atau USD 1,28 menjadi USD 69,58 / barel. Minyak mentah WTI AS naik 1,4% atau USD 0,93 ke USD 67,93/barel. Kenaikan ini didukung oleh permintaan global yang terus menguat meski kekhawatiran perang dagang meningkat.
AGENDA EKONOMI MINGGU INI:
-Rilis Risalah Rapat FOMC dan pernyataan Ketua Jerome Powell terkait kebijakan moneter mendatang (Rabu)
-Batas akhir negosiasi perdagangan AS (Rabu, 9 Juli 2025)
-Musim laba Q2 dimulai minggu ini, dengan fokus pada perusahaan-perusahaan S&P 500
-Pemantauan risiko geopolitik dari KTT BRICS di Brasil.
INDONESIA: Bank Indonesia mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 sebesar USD 152,6 miliar, sedikit meningkat dibandingkan posisi akhir Mei 2025 sebesar USD 152,5 miliar. Peningkatan USD 100 juta terutama berasal dari penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan obligasi global oleh pemerintah.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN terdorong ke atas MA10 pada penutupan Senin, atau level kritis pertama di 6.875, berhasil ditutup pada 6.900,93 atau naik 35,74 poin / +0,52%, meskipun masih dibayangi oleh penjualan bersih asing sebesar Rp593 miliar (seluruh pasar). RUPIAH mulai melemah sedikit ke 16.235 / USD karena DXY mulai meningkat.
"Kami memperkirakan ini mungkin merupakan awal dari ayunan USD/IDR baru ke atas menuju 16.340–16.400. Meskipun demikian, penutupan IHSG meningkatkan harapan bahwa hari ini dapat terus menguat dan menembus Resistance kedua: MA50 di 6.935. Untuk itu, analis Kiwoom Sekuritas merekomendasikan Average Up jika sentimen pasar mendukung. Perhatikan rotasi sektor untuk menemukan peluang perdagangan,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Selasa (08/7).
Tải thất bại ()