- Rupiah tertekan ke Rp16.324/USD, dipengaruhi BI rate cut ke 5,25% dan penguatan dolar secara global.
- Dolar AS bertahan di DXY 98,729, didukung ekspektasi The Fed yang masih berhati-hati memangkas suku bunga.
- Pasar menunggu data ritel AS Juni bersama data pendukung lainnya dan komentar pejabat The Fed sebagai petunjuk arah kebijakan suku bunga.
Nilai tukar Rupiah Indonesia (IDR) tertekan lebih jauh pada Kamis di awal sesi Eropa, melemah ke Rp16.324 per dolar AS (USD) setelah sempat bertahan di kisaran Rp16.213 pada awal pekan. Tekanan ini terbentuk dari kombinasi pemangkasan BI-Rate yang dinilai menambah tekanan jangka pendek pada Rupiah dan penguatan dolar global yang bertahan di DXY 98,729.
Dolar AS menguat didorong ekspektasi bahwa The Fed belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, seiring data inflasi AS yang memang melandai tetapi belum cukup meyakinkan untuk memicu kebijakan dovish agresif. Rangkaian empat candle bearish pada USD/IDR menegaskan dominasi permintaan dolar di tengah ketidakpastian global jelang penerapan tarif baru AS awal Agustus.
BI Rate Cut di Tengah Perlambatan Ekonomi, Tekanan Jangka Pendek Mengintai Rupiah
Bank Indonesia (BI) pada RDG 15-16 Juli 2025 menurunkan BI-Rate sebesar 25 bp ke 5,25%, suku bunga Deposit Facility ke 4,50%, dan Lending Facility ke 6,00%. Keputusan ini sejalan dengan inflasi yang terjaga dalam sasaran 2,5±1%, stabilitas nilai tukar Rupiah, dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan global.
Penurunan suku bunga dilakukan saat pertumbuhan kredit perbankan melambat, hanya tumbuh 7,77% YoY pada Juni, turun dari 8,43% di Mei. BI menilai lemahnya permintaan domestik dan kehati-hatian bank menjadi faktor utama, sehingga kebijakan makroprudensial akomodatif dan insentif likuiditas akan terus dioptimalkan untuk mendorong pembiayaan ke sektor prioritas.
BI tetap mengandalkan triple intervention dan operasi moneter pro-market untuk menjaga stabilitas Rupiah, didukung cadangan devisa kuat USD152,6 miliar dan net inflows SBN USD0,9 miliar awal Juli. Namun, pemangkasan suku bunga dinilai menambah tekanan jangka pendek, terutama di tengah ketidakpastian global jelang kenaikan tarif resiprokal AS 1 Agustus.
Pakta Dagang Indonesia-AS Terwujud Jelang Tenggat Tarif Baru Global
Dari sisi global, sentimen pasar juga dipengaruhi perkembangan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai “negosiator tangguh” setelah kedua negara menyepakati pemangkasan tarif impor dari 32% menjadi 19%.
Dalam kesepakatan ini, Indonesia berkomitmen membeli 50 pesawat Boeing, pasokan energi AS senilai USD15 miliar, dan produk pertanian USD4,5 miliar. Kesepakatan tersebut – salah satu dari sedikit pakta yang disepakati sebelum batas negosiasi 1 Agustus – diharapkan memperkuat arus perdagangan bilateral dan mendukung prospek ekspor Indonesia.
Tarif global juga menjadi sorotan menjelang waktu tenggat, dengan AS akan menerapkan tarif baru: 50% untuk tembaga, hingga 200% untuk produk farmasi, 25% atau lebih untuk semikonduktor, dan 100% untuk film. Tarif negara yang telah diperbarui selain Indonesia, adalah Tiongkok 30%, Kanada 10-25%, Meksiko 25%, dan Vietnam 20-40%. Negara lain seperti Uni Eropa (30%), Jepang (25%), dan Brasil (50%) masuk dalam daftar terancam tarif tambahan tahap berikutnya.
Inflasi AS Melandai, Dolar Tetap Kuat; Pasar Tunggu Penjualan Ritel AS
Sementara itu, data inflasi AS pekan ini memberi sinyal dovish yang masih terbatas. IHP inti turun ke 0,0% MoM dan 2,6% YoY, di bawah ekspektasi, sementara IHK utama bertahan di 0,3% MoM dan 2,7% YoY. Kondisi ini menahan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, menjaga penguatan dolar dan menyempitkan ruang pemulihan Rupiah dalam jangka pendek. Meski demikian, fundamental domestik – proyeksi pertumbuhan 4,6-5,4% dan inflasi rendah 1,87% YoY – dinilai tetap memberi penopang bagi nilai tukar dalam jangka menengah.
Selanjutnya, pasar akan mencermati data penjualan ritel AS bulan Juni pada Kamis untuk mengukur ketahanan konsumsi, dengan proyeksi pemulihan tipis pasca perlambatan Mei. Klaim Tunjangan Pengangguran mingguan, Indeks Manufaktur The Fed Philadelphia, dan komentar pejabat FOMC juga diprakirakan menjadi acuan arah kebijakan The Fed. Sinyal kebijakan yang masih berhati-hati berpotensi mempertahankan dominasi Dolar AS dan membatasi peluang penguatan Rupiah dalam waktu dekat.
Indikator Ekonomi
Penjualan Ritel (Thn/Thn)
Data Penjualan Ritel, yang dirilis oleh Biro Sensus AS setiap bulan, mengukur nilai total penerimaan dari toko ritel dan makanan di Amerika Serikat. Penjualan Ritel mengukur perubahan nilai total barang yang dijual di tingkat ritel selama setahun. Data Penjualan Ritel secara luas diikuti sebagai indikator belanja konsumen, yang merupakan pendorong utama ekonomi AS. Hasil yang lebih tinggi dari yang diharapkan biasanya dipandang sebagai positif atau bullish bagi USD, sedangkan hasil yang lebih rendah dari yang diharapkan dianggap negatif atau bearish bagi USD.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Kam Jul 17, 2025 12.30
Frekuensi: Bulanan
Konsensus: -
Sebelumnya: 3.3%
Sumber: US Census Bureau
Data Penjualan Ritel yang diterbitkan oleh Biro Sensus AS merupakan indikator utama yang memberikan informasi penting tentang pengeluaran konsumen, yang berdampak signifikan pada PDB. Meskipun angka penjualan yang kuat kemungkinan akan meningkatkan USD, faktor eksternal, seperti kondisi cuaca, dapat mendistorsi data dan memberikan gambaran yang menyesatkan. Selain data utama, perubahan dalam Kelompok Kontrol Penjualan Ritel dapat memicu reaksi pasar karena digunakan untuk menyiapkan estimasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi untuk sebagian besar barang.
Được in lại từ FXStreet_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()