Pasardana.id – Menyusul penetapan kebijakan tarif resiprokal dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dikhawatirkan akan banjirnya produk impor di pasar dalam negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun kemudian menyiapkan beberapa langkah antisipasinya.
Salah satunya adalah dengan penguatan dari produk dalam negeri itu sendiri. “Yang pertama tentu saja dengan meningkatkan daya saing produk dalam negeri,” ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso di Jakarta, Rabu (23/7).
Seperti dilansir Antara, Mendag berharap dengan meningkatnya daya saing, masyarakat lebih memilih produk lokal. Ketergantungan terhadap barang impor pun bisa ditekan.
Menurut Budi, Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat besar. Dan hal ini tentu menjadi daya tarik utamanya.
Karena itu, Mendag bilang, RI berpotensi menjadi sasaran baru bagi produk negara-negara yang terkena tarif tinggi dari AS. "Negara-negara yang mendapat tarif tinggi akan mencari pasar baru, dan Indonesia masuk dalam potensi tersebut," ujar dia.
Untuk strategi keduanya adalah mendorong ekspor. Tentu saja strategi ini diupayakan dengan harapan bisa menarik lebih banyak investasi asing.
Mendag Budi menyakini peningkatan daya saing akan memacu permintaan ekspor, sehingga investor global melihat Indonesia sebagai lokasi produksi yang menjanjikan.
"Kita meningkatkan ekspor, menarik investasi. Sekarang sudah banyak yang mau investasi, bahkan dari China pun mau investasi ke Indonesia untuk memproduksi produk ekspor kita," ungkapnya.
Langkah yang ketiga, yakni dengan memperluas akses pasar, terutama ke kawasan Uni Eropa. Untuk diketahui, Indonesia dan Uni Eropa baru saja menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IEU-CEPA) sebagai pintu masuk produk ekspor Indonesia.
Mendag Budi mengatakan negara-negara yang terdampak tarif Amerika juga tengah mencari pasar baru melalui kerja sama dagang lintas kawasan. “Mencari pasar baru misalnya dengan kesepakatan dagang di beberapa negara, termasuk kawasan, termasuk IEU-CEPA,” tukasnya.
Tải thất bại ()