Pasardana.id – Tingkat pengangguran di Tanah Air terus bertambah, sementara itu, jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) terus meningkat.
Semua itu berjalan seiring ditengah ketidakpastian global saat ini.
Adanya gejolak ekonomi dunia, termasuk perang tarif dagang dan ketegangan geopolitik, turut berdampak signifikan terhadap sektor ketenagakerjaan nasional.
Data Kemenaker menyebutkan, hingga Juni 2025, angka PHK secara nasional mencapai 42.385 pekerja, naik sekitar 32,19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yakni 32.064 pekerja.
“Memang kondisi global hari ini sedang tidak baik-baik saja,” kata Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer Gerungan dalam pernyataan di Jakarta, Senin (28/7).
Dia melihat, salah satu pemicu utama lonjakan PHK berasal dari ketegangan dagang internasional, khususnya tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). Sektor padat karya dan manufaktur disebut menjadi yang paling berdampak.
“Yang jelas manufaktur, padat karya (terdampak sehingga melakukan PHK). Dampak perang tarif ini kita tidak bisa menutup mata terhadap kejadian itu,” kata dia, dikutip Antara.
Lebih lanjut Wamenaker mengungkapkan, meski ada lonjakan PHK, pemerintah tidak tinggal diam.
Ia mengatakan, berbagai langkah tengah dilakukan untuk menekan laju pengangguran dan meningkatkan serapan tenaga kerja di berbagai kawasan industri.
“Angka lonjakan PHK memang meningkat, tapi hari ini kawasan-kawasan industri juga melonjak, yang serapan tenaga kerjanya juga banyak. Contohnya di Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat,” tuturnya.
Ia menambahkan, intervensi juga akan dilakukan melalui revisi regulasi yang dinilai menghambat pertumbuhan usaha, khususnya sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja.
“Kami mencoba menekan angka pengangguran, membuat mitigasi, dan akan melakukan intervensi melalui regulasi-regulasi yang kiranya menghambat usaha. Kita revisi atau kita hapus,” katanya.
Tải thất bại ()