- USD/IDR naik ke 16.468,2, mendekati level tertinggi bulan ini, Rupiah tertekan lebih jauh.
- Indeks Dolar (DXY) rally tajam pasca-FOMC, namun mulai kehilangan momentum.
- Ketidakpastian arah suku bunga The Fed tetap menjadi penentu arah pasar global dan tekanan terhadap Rupiah
- Pasar akan mencermati data PCE AS yang dapat menjadi faktor penggerak USD/IDR.
Arah pasar kali ini tampak lebih banyak dipandu oleh dinamika eksternal yang belum menunjukkan kepastian jangka pendek. Menjelang sesi Eropa pada Kamis, laju Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dolar AS (USD) kembali mengalami pelemahan, bergerakan di level 16.468,2 atau melemah 22,2 poin (0,13%) – menjadi posisi terlemah sepanjang Juli. Pelemahan ini memperpanjang tren depresiasi sejak menyentuh level terkuat bulan ini di 16.139 pada 22 Juli lalu, menandakan tekanan terhadap mata uang Garuda yang belum mereda di tengah gejolak makro global. USD/IDR berpotensi melanjutkan penguatan apabila rilis data PCE AS malam ini memperlihatkan kenaikan yang melebihi ekspektasi pasar.
Lonjakan Dolar Mereda, Pasar Mencerna Ulang Pesan The Fed
Di sisi lain, Indeks Dolar AS (DXY) mengalami lonjakan tajam setelah keputusan FOMC, namun hari ini mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan teknis. Candle harian terakhir menunjukkan pelemahan tipis di area 99,655, mengindikasikan pelaku pasar sedang mencerna ulang pesan The Fed. Meskipun Federal Reserve mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,5% untuk kelima kalinya, pasar tidak menemukan sinyal kuat mengenai kemungkinan pelonggaran dalam waktu dekat. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menyebut belum ada keputusan untuk pemangkasan suku bunga, sehingga meredam harapan penurunan suku bunga pada September.
Untuk pertama kalinya sejak 1993, muncul perbedaan suara di tubuh The Fed saat dua gubernur, Michelle Bowman dan Christopher Waller, menyatakan ketidaksetujuan terhadap keputusan suku bunga yang diambil. Meskipun terdapat perbedaan pandangan, pernyataan kebijakan tetap memancarkan optimisme, dengan penekanan pada daya tahan ekonomi AS yang terus menunjukkan performa kuat dari indikator makroekonomi terbaru.
PDB AS Melesat
Perekonomian Amerika Serikat menunjukkan fondasi yang kuat di kuartal kedua tahun ini. Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 3% secara tahunan, jauh melampaui ekspektasi pasar yang hanya 2,4%, serta mencerminkan pemulihan tajam dari kontraksi 0,5% pada kuartal sebelumnya. Dukungan terbesar datang dari belanja konsumen yang tetap tangguh serta penurunan impor, meskipun komponen ekspor dan investasi domestik mencatatkan pelemahan.
Data ketenagakerjaan sektor swasta juga memperkuat optimisme, dengan penambahan 104.000 pekerjaan pada Juli. Namun, di balik kekuatan data makro tersebut, pelaku pasar tetap menahan langkah – menunggu konfirmasi lebih lanjut mengenai arah inflasi dan potensi perubahan kebijakan suku bunga. Ketidakpastian ini membuat Dolar AS kehilangan momentumnya setelah sempat menyentuh level tertinggi dua bulan, sekaligus memperpanjang tekanan terhadap mata uang negara berkembang seperti Rupiah.
Surplus Perdagangan Indonesia Diproyeksikan Menyempit, Ruang Manuver BI Terbatas
Dari dalam negeri, kondisi eksternal yang tidak bersahabat juga diperparah oleh melemahnya penopang neraca transaksi berjalan. Survei Reuters memprakirakan surplus perdagangan Indonesia pada Juni menyusut menjadi $3,45 miliar, turun dari $4,3 miliar pada bulan sebelumnya. Lonjakan impor sebesar 6,5% (yoy) menjadi faktor utama, sementara pertumbuhan ekspor 10,41% masih tertahan oleh lemahnya permintaan global. Situasi ini membatasi ruang gerak Bank Indonesia, yang kemungkinan akan tetap berfokus pada stabilitas nilai tukar tanpa tergesa-gesa membuka ruang pelonggaran moneter.
AS-Korsel Capai Kesepakatan Tarif 15%
Dinamika global juga diperkuat oleh manuver dagang Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan kesepakatan baru dengan Korea Selatan. Dalam perjanjian tersebut, impor dari Korea dikenakan tarif 15%, sementara produk AS dibebaskan dari beban tarif. Keistimewaan ini dapat memperluas dominasi produk-produk Amerika di kawasan Asia, memberi tantangan tambahan bagi negara-negara lain seperti Indonesia dalam mempertahankan daya saing ekspor.
PCE Jadi Katalis Kunci Arah USD/IDR
Dengan ketidakpastian global yang tetap tinggi dan ruang surplus perdagangan yang diprakirakan mulai menipis, arah USD/IDR masih sangat bergantung pada persepsi risiko terhadap Dolar AS. Pasar kini menunggu hasil rilis data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal consumption expenditures price index/PCE) – barometer inflasi favorit The Fed – yang bisa menjadi pemicu baru bagi arah tren ke depan. Keputusan investor untuk memperluas posisi bergantung pada seberapa jauh data hari ini mengonfirmasi narasi kekuatan ekonomi AS atau membuka ruang bagi jeda penguatan Dolar.
Indikator Ekonomi
Belanja Konsumsi Perorangan Inti - Indeks Harga (Thn/Thn)
Belanja Konsumsi Perorangan (Personal Consumption Expenditures/PCE) Inti, yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi, mengukur perubahan nilai semua barang dan jasa yang dibeli oleh penduduk AS pada periode tertentu, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang lebih fluktuatif. Data triwulanan dirilis dalam laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih luas. Data tersebut merupakan proksi untuk belanja konsumen, pendorong utama ekonomi AS. Secara umum, pembacaan yang tinggi dianggap sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan yang rendah dianggap sebagai bearish.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Kam Jul 31, 2025 12.30
Frekuensi: Bulanan
Konsensus: 2.7%
Sebelumnya: 2.7%
Sumber: US Bureau of Economic Analysis
Setelah menerbitkan laporan PDB, Biro Analisis Ekonomi AS merilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bersama dengan perubahan bulanan dalam Pengeluaran Pribadi dan Pendapatan Pribadi. Pembuat kebijakan FOMC menggunakan Indeks Harga PCE Inti tahunan, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, sebagai pengukur utama inflasi mereka. Pembacaan yang lebih kuat dari perkiraan dapat membantu USD mengungguli para pesaingnya karena akan mengisyaratkan kemungkinan pergeseran hawkish dalam panduan ke depan The Fed dan sebaliknya.
Được in lại từ FXStreet_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()