
Neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) surplus dan menjadi yang terbesar pada periode Januari-Juni 2025. Di tengah-tengah periode ini, Indonesia tengah menghadapi ancaman tarif impor dari Presiden AS Donald Trump.
Sebagai informasi, Indonesia dikenakan tarif oleh AS sebesar 19%, turun dari sebelumnya 32%. Kabar terbaru, pemberlakuan tarif ini efektif per 7 Agustus.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat negara perdagangan Indonesia dengan AS surplus mencapai US$ 8,57 miliar. Surplus neraca perdagangan Indonesia yang paling besar dengan AS, kedua India, dan ketiga Filipina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk neraca perdagangan total, yaitu migas dan non-migas, tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar US$ 8,57 miliar,kemudian India sebesar US$ 6,59 miliar, dan Filipina sebesar US$ 4,40 miliar," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Jumat (1/8/2025).
Baca juga: Fix! RI Kena Tarif Trump 19% Mulai 7 Agustus |
Lebih lanjut, negara penyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia terdalam adalah China minus US$ 9,73 miliar,Singapura minus US$ 3,09 miliar, kemudian Australia minus US$ 2,66 miliar.
Pudji mengatakan untuk neraca perdagangan kelompok nonmigas, terdapat tiga negara penyumbang surplus terbesar, pertama AS sebesar US$ 9,92 miliar, kedua India sebesar US$ 6,64 miliar, dan ketiga Filipina sebesar US$ 4,36 miliar.
"Sedangkan tiga negara penyumbang defisit terdalam pada kelompok non-migas adalah Tiongkok sebesar minus US$ 10,69 miliar,Australia sebesar minus US$ 2,39 miliar, dan Brasil sebesar minus US$ 0,83 miliar," ungkapnya.
Baca juga: RI Mau Gandeng AS Bangun Kilang, Begini Progresnya |
Sepanjang Januari hingga Juni 2025, AS tercatat masuk sebagai negara terbesar tujuan ekspor Indonesia, dengan posisi pertama di tempati China dan ketiga India.
"Nilai ekspor non-migas ke Amerika Serikat tercatat sebesar US$ 14,79 miliar yang utamanya terdiri atas mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesorisnya atau rajutan," ungkapnya.
Sementara ekspor non-migas ke Tiongkok tercatat sebesar US$ 29,31 miliar yang utamanya terdiri atas besi dan baja, bahan bakar mineral, serta nikel dan barang daripadanya. Kemudian ekspor non-migas ke India tercatat sebesar US$ 8,97 miliar yang utamanya terdiri atas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati, serta besi dan baja.
(ada/ara)Được in lại từ detik_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()