Dolar Anjlok, Ekspektasi Pelonggaran The Fed Meningkat Setelah Data Tenaga Kerja AS Melemah

avatar
· Views 13

Ipotnews - Nilai tukar dolar AS merosot tajam pada hari Jumat (1/8) akhir pekan ini dan berada di jalur penurunan harian terbesar terhadap yen sejak Januari 2023. Ini terjadi setelah data menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan baru di AS pada Juli jauh di bawah perkiraan. Revisi signifikan terhadap data bulan sebelumnya juga memperburuk sentimen pasar, mendorong para pelaku pasar untuk meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini.
Pada Juli, hanya tercipta 73.000 lapangan kerja baru, jauh di bawah proyeksi ekonom yang memperkirakan 110.000. Sementara itu, tingkat pengangguran naik menjadi 4,2% dari 4,1% pada Juni, sesuai dengan ekspektasi. Data pekerjaan Juni juga direvisi turun drastis, dari 147.000 menjadi hanya 14.000.
"Ini jauh lebih buruk dari yang diperkirakan siapa pun, dan yang paling mengejutkan adalah revisi besar terhadap bulan sebelumnya," kata Helen Given, Direktur Perdagangan di Money USA, Washington.
Indeks nilai dolar terhadap sejumlah mata uang utama turun 1,23% menjadi 98,80. Euro menguat 1,37% menjadi $1,1571 dan berada di jalur kenaikan harian terbesar sejak April. Sementara terhadap yen, dolar melemah 2,23% menjadi 147,37, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi sejak 28 Maret.
Federal Reserve sebelumnya telah memberi sinyal bahwa mereka tidak terburu-buru menurunkan suku bunga, mengingat kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Presiden Donald Trump dapat memicu kembali inflasi dalam beberapa bulan ke depan.
Pada hari Rabu, Ketua Fed Jerome Powell memberikan pandangan hawkish terhadap kebijakan moneter dan tidak memberikan indikasi bahwa pemangkasan suku bunga pada September kemungkinan besar terjadi. Namun, setelah data tenaga kerja dirilis pada Jumat, pelaku pasar kembali meningkatkan taruhan mereka bahwa pemangkasan suku bunga akan terjadi.
Kini, pelaku pasar memperkirakan total pemangkasan suku bunga sebesar 63 basis poin hingga akhir tahun, naik dari sekitar 34 basis poin sehari sebelumnya. Pemangkasan pertama diperkirakan terjadi pada bulan September.
Penurunan dolar semakin dalam setelah pengumuman bahwa Gubernur Fed Adriana Kugler akan mengundurkan diri dari jabatannya pada 8 Agustus. Pada hari yang sama, Trump juga memerintahkan pemecatan Komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja, Erika McEntarfer, menyusul data pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan dan revisi negatif.
Apakah Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September kini kemungkinan besar akan bergantung pada laporan pekerjaan berikutnya untuk bulan Agustus.
"Powell menyampaikan pada hari Rabu bahwa The Fed berencana menahan suku bunga lebih lama, namun kita masih akan menerima dua laporan pekerjaan sebelum pertemuan Fed berikutnya. Karena laporan pertama ini sudah sangat negatif... pasar tenaga kerja jelas mulai mendingin, maka laporan pada September akan menjadi sangat krusial," tambah Given.
Data pekerjaan untuk Agustus akan dirilis pada 5 September, sementara rapat kebijakan Fed dijadwalkan pada 16-17 September. Pendekatan Fed yang lebih dovish kemungkinan akan memberikan tekanan lebih lanjut pada dolar AS, meskipun sebelumnya sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah paruh pertama tahun yang berat.
"Proyeksi kami mengenai penguatan dolar di paruh kedua tahun ini sangat bergantung pada keyakinan bahwa ekonomi AS tetap tangguh dan The Fed tidak akan mengubah kebijakan hingga 2026," tulis Jonas Goltermann, Wakil Kepala Ekonom Pasar di Capital Economics. "Namun, sekarang hal tersebut tampaknya kurang mungkin. Dalam skenario resesi, dolar kemungkinan akan melemah terhadap mata uang dengan imbal hasil rendah seperti yen dan euro, meskipun mungkin masih menguat terhadap mata uang yang lebih berisiko," jelasnya.
Dolar sempat menguat pada awal hari Jumat setelah Trump memberlakukan tarif baru terhadap puluhan mitra dagang. Franc Swiss menjadi salah satu yang paling terdampak karena kini menghadapi tarif sebesar 39%.
Mata uang Swiss melemah terhadap berbagai mata uang lain akibat tarif besar dari Trump serta perintahnya agar perusahaan farmasi -- salah satu eksportir utama Swiss -- menurunkan harga obat yang dijual ke konsumen AS. Dolar terakhir turun 0,9% terhadap franc Swiss, setelah sebelumnya sempat mencapai level tertinggi sejak 23 Juni.
Dolar Kanada menguat 0,43% terhadap dolar AS menjadi C$1,38 per dolar, setelah sebelumnya sempat melemah ke C$1,3879, level terendah sejak 22 Mei. Kanada dikenakan tarif sebesar 35%, lebih tinggi dari ancaman awal sebesar 25%.
Sebelumnya, dolar juga sempat menguat terhadap sejumlah mata uang karena faktor selain tarif. Yen sempat menuju pelemahan mingguan terbesar tahun ini setelah Bank of Japan mengindikasikan bahwa mereka belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, menyatakan pada hari Jumat bahwa pihak berwenang "khawatir" dengan pergerakan nilai tukar.
Di pasar kripto, harga bitcoin turun 2,65% menjadi $113.432.
(reuters)

Sumber : admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest