Greenback Bangkit Lagi Setelah Terjerembab Akibat Perlambatan Data Tenaga Kerja AS

avatar
· Views 21

Ipotnews - Dolar yang terpukul sedikit menguat, Senin, setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang suram dan pemecatan petinggi Departemen Tenaga Kerja oleh Presiden Donald Trump mengejutkan investor dan mendorongnya untuk meningkatkan spekulasi pada pemotongan suku bunga Federal Reserve.
Data yang dirilis Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS sepanjang Juli di bawah ekspektasi, sementara jumlah penggajian non-pertanian untuk dua bulan sebelumnya direvisi turun 258.000 lapangan kerja, memperlihatkan perlambatan tajam dalam kondisi pasar tenaga kerja.
Menambah tekanan bagi pasar, Trump memecat Komisioner Biro Statistik Tenaga Kerja, Erika McEntarfer, pada hari yang sama, menuduhnya memalsukan angka ketenagakerjaan, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (4/8).
Pengunduran diri tak terduga Gubernur the Fed, Adriana Kugler, juga membuka pintu bagi Trump untuk memberikan pengaruh pada bank sentral jauh lebih awal dari yang diantisipasi. Trump berselisih dengan the Fed karena tidak menurunkan suku bunga lebih cepat.
Rentetan perkembangan tersebut memberikan pukulan ganda bagi dolar, yang merosot lebih dari 2% terhadap yen dan sekitar 1,5% versus euro, Jumat.
Greenback memulihkan sebagian kerugiannya terhadap mata uang Jepang itu, Senin, terakhir diperdagangkan naik 0,14% menjadi 147,60 yen. Namun, dolar AS merosot sekitar 3 yen dari level tertingginya pada Jumat.
Euro melemah 0,2% menjadi USD1,1560, sementara poundsterling turun 0,1% menjadi USD1,3263.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, dolar menguat tipis 0,2% menjadi 98,86, setelah kehilangan lebih dari 1% pada sesi Jumat.
"Reaksi pasar terhadap peristiwa Jumat malam sangat cepat dan menentukan," kata Tony Sycamore, analis IG. "Saham dan dolar AS anjlok, begitu pula imbal hasil."
Imbal hasil US Treasury dua tahun tersungkur ke level terendah tiga bulan di 3,6590% pada sesi Senin karena trader meningkatkan spekulasi terhadap pemangkasan suku bunga the Fed pada September, sementara yield 10 tahun merosot mendekati level terendah satu bulan di 4,2060%.
Pasar kini memperkirakan peluang lebih dari 95% the Fed akan menurunkan suku bunga bulan depan karena data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari ekspektasi, dengan pemangkasan lebih dari 63 basis poin diprediksi pada Desember.
"Kami memajukan proyeksi dasar kami untuk pemangkasan 25 bps dari FOMC ke September," kata David Doyle, ekonom Macquarie Group.
"Meski kami tidak melihat pelemahan lebih lanjut yang signifikan di pasar tenaga kerja, hasil laporan ini kemungkinan akan menggeser penilaian FOMC terhadap keseimbangan risiko atas prospek."
Dalam mata uang lain, dolar Australia melemah 0,17% menjadi USD0,6465, setelah menguat 0,8% pada sesi Jumat versus greenback yang terjerembab. Dolar Selandia Baru turun 0,24% menjadi USD0,5905.
Franc Swiss terakhir kali sedikit berubah di level 0,8041 per dolar.
Swiss terkejut, Jumat, setelah Trump mengenakan salah satu tarif tertinggi dalam pengaturan ulang perdagangan globalnya, dengan asosiasi industri memperingatkan bahwa puluhan ribu pekerjaan akan terancam. (ef)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest