Ipotnews - Harga minyak melanjutkan pelemahan, Senin, setelah OPEC + menyetujui kenaikan produksi besar lainnya pada September, dengan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Amerika, pengguna minyak terbesar dunia, menambah tekanan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 46 sen, atau 0,66%, menjadi USD69,21 per barel pada pukul 08.19 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Senin (4/8).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berada di posisi USD66,91 per barel, berkurang 42 sen, atau 0,62%. Kedua kontrak tersebut ditutup anjlok sekitar USD2 per barel pada sesi Jumat.
Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC +) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, Minggu, sepakat untuk meningkatkan output 547.000 barel per hari untuk September, merupakan langkah terbaru dalam serangkaian percepatan kenaikan produksi untuk mendapatkan kembali pangsa pasar, dengan alasan ekonomi yang sehat dan stok yang rendah sebagai alasan di balik keputusannya.
Langkah ini, sejalan dengan ekspektasi pasar, menandai pembalikan penuh dan awal dari pemangkasan produksi terbesar OPEC +, ditambah peningkatan output terpisah untuk Uni Emirat Arab, yang mencapai sekitar 2,5 juta barel per hari, atau sekitar 2,4% dari permintaan dunia.
Analis Goldman Sachs memperkirakan peningkatan pasokan aktual dari delapan negara OPEC + yang menaikkan produksi sejak Maret akan mencapai 1,7 juta barel per hari, atau sekitar 2/3 dari yang telah diumumkan, karena anggota kelompok lainnya memangkas output setelah sebelumnya mengalami kelebihan produksi.
"Meski kebijakan OPEC + tetap fleksibel dan prospek geopolitik masih belum pasti, kami berasumsi bahwa OPEC + akan mempertahankan produksi yang dibutuhkan setelah September," kata Goldman, menambahkan bahwa pertumbuhan yang solid dalam produksi non- OPEC kemungkinan akan menyisakan sedikit ruang untuk tambahan barel OPEC +.
Analis RBC Capital Markets, Helima Croft, mengatakan: "Spekulasi bahwa pasar dapat menyerap tambahan barel tampaknya membuahkan hasil bagi pemegang kapasitas cadangan musim panas ini, dengan harga yang tidak jauh berbeda dari level sebelum Hari Pembebasan tarif (Presiden Donald Trump)."
Namun, investor tetap waspada terhadap sanksi AS lebih lanjut pada Iran dan Rusia yang dapat mengganggu pasokan. Presiden Trump mengancam akan mengenakan tarif sekunder 100% kepada pembeli minyak mentah Rusia ketika dia berupaya menekan Moskow agar menghentikan perangnya di Ukraina.
Setidaknya dua kapal yang memuat minyak Rusia menuju kilang di India dialihkan ke tujuan lain menyusul sanksi baru AS, sumber perdagangan mengatakan pada Jumat, dan arus perdagangan LSEG menunjukkan.
Namun, dua sumber pemerintah India mengatakan kepada Reuters , Sabtu, bahwa negara itu akan terus membeli minyak dari Rusia meski ada ancaman Trump.
Kekhawatiran tentang tarif AS yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan konsumsi bahan bakar global juga membayangi pasar, terutama setelah data ekonomi AS tentang pertumbuhan lapangan kerja, Jumat, berada di bawah ekspektasi.
Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, Minggu, mengatakan tarif yang dikenakan pekan lalu pada sejumlah negara kemungkinan akan tetap berlaku daripada dipotong sebagai bagian dari negosiasi yang berkelanjutan. (ef)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()