Kopi-Cokelat RI Laris Manis di Malaysia hingga AS

avatar
· Views 7
Kopi-Cokelat RI Laris Manis di Malaysia hingga AS
Pohon Kakao - Foto: VpuipV/Wikimedia Commons/CC BY-SA 4.0
Jakarta

Indonesia tercatat sebagai produsen kopi dan teh global dengan potensi pengembangan yang cukup besar. Untuk kopi misalnya, Indonesia menempati peringkat ke-4 produsen kopi dunia berdasarkan laporan Economics of Coffee 2024.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, kontribusi kopi Indonesia mencapai 6,8%. Pada tahun 2024, ekspor kopi olahan nasional mencapai US$ 661 juta atau Rp 10,77 triliun.

"Berdasarkan Laporan Economics of Coffee 2024, Indonesia menempati peringkat ke‑4 produsen kopi dunia dengan kontribusi produksi sekitar 6,8%. Pada Tahun 2024, ekspor kopi olahan nasional mencapai USS 661 juta, meningkat sebesar 4,39% dibandingkan 2023," sebut Faisol dalam pembukaan Business Matching Speciality Indonesia 2025 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (4/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga saat ini, sebanyak 54 jenis kopi Indonesia telah memperoleh sertifikasi Indikasi Geografis (IG). Faisol mengatakan, pada pameran Specialty Coffee Expo 2025 di Amerika Serikat, kopi specialty dari berbagai daerah di Nusantara mencatatkan potensi transaksi US$ 30 juta atau Rp 489 miliar.

Baca juga: Industri Makanan & Minuman RI Sumbang Ekspor Rp 239 Triiun

ADVERTISEMENT

Sementara itu untuk teh, berdasarkan data statistik perkebunan Kementerian Pertanian, produksi teh Indonesia Tahun 2024 diperkirakan 124.041 ton dengan nilai ekspor mencapai 36.738 ton atau senilai US$ 59,24 juta atau Rp 965,61 miliar.

"Hal ini menempatkan Indonesia sebagai eksportir teh terbesar ke-11 dunia dengan pangsa pasar global sekitar 1,3%. Teh Indonesia semakin dikenal dunia memiliki keunikan yang mencerminkan keanekaragaman alam dan budaya," sebut Faisol.

Kemudian untuk cokelat atau kakao, berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) 2024, Indonesia menempati posisi ke-4 dunia sebagai produsen produk olahan kakao dan posisi ke‑7 sebagai produsen biji kakao.

Selanjutnya, menurut data dari BPS dan International Trade Statistics Tahun 2024, nilai ekspor Industri pengolahan kakao mencapai US$ 2,4 miliar atau Rp 39 triliun dengan volume mencapai 304 ribu ton yang diekspor ke 110 negara, diantaranya Amerika Serikat, India, China, dan Malaysia.

Untuk turut memperbaiki produktivitas di tingkat petani serta memperkuat pasokan bahan baku nasional, Kemenperin terlibat aktif menjalankan beberapa program strategis.

Pertama, program "Cocoa Doctor", bekerja sama dengan PT Mars Symbioscience Indonesia, melaksanakan pelatihan SDM kakao berkelanjutan. Sejak 2024, program ini telah melatih 450 Cocoa Doctor, dan menjangkau lebih dari 40.000 petani kakao di seluruh Indonesia.

Kemudian, program ekstensifikasi pemanfaatan lahan bekas tambang, perhutanan sosial, dan hutan tanaman industri yang menargetkan peningkatan produktivitas kakao dari 0,2 menjadi 1,5 ton per hektar per tahun, dan diproyeksikan dapat menambah produksi biji kakao hingga 450.000 ton di dalam 10 tahun.

Selanjutnya, program penumbuhan industri cokelat artisan, guna penciptaan harga yang lebih kompetitif di tingkat petani serta meningkatkan konsumsi cokelat dalam negeri. Pada tahun 2025, jumlah perusahaan cokelat artisan tercatat sebanyak 47 perusahaan, meningkat dari 31 perusahaan pada tahun 2023.

Pada kesempatan itu, Faisol juga turut membahas industri pengolahan buah. Ia menyatakan, pengembangan industri pengolahan buah Indonesia didukung oleh ketersediaan bahan baku hortikultura yang melimpah dan tersebar di berbagai wilayah.

"Volume ekspor produk olahan hortikultura mencapai 402 ribu ton, dengan nilai ekspor sebesar US$ 510 juta," sebutnya.

Untuk mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing industri pengolahan buah, Kemenperin terus menjalankan berbagai program strategis, antara lain restrukturisasi mesin dan peralatan produksi, bimbingan teknis teknologi pengolahan, serta penguatan kemitraan antara pelaku usaha di hulu dan hilir.

Kelima, industri pengolahan susu. Faisol menyatakan industri pengolahan susu saat ini masih mengalami tantangan dalam pemenuhan bahan baku susu segar, baik dari sisi jumlah maupun kualitas.

"Untuk itu, sejak Tahun 2022, Kemenperin telah menjalankan program digitalisasi Tempat Penerimaan Susu di 96 titik. Program ini terbukti meningkatkan kualitas bahan baku susu segar, serta berperan membangun sistem pengelolaan data yang transparan dan akurat sehingga menekan potensi kerugian sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak," bebernya.

Program digitalisasi ini melibatkan 9 koperasi dengan anggota lebih dari 25.000 orang peternak, dan mencatatkan produksi 680 ton per hari susu berkualitas baik. Di sisi ekspor, kinerja industri pengolahan susu nasional berhasil mencapai US$ 233,5 juta pada tahun 2024 atau Rp 3,7 triliun.

(kil/kil)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest