
IDXChannel - Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan otoritas terkait terus mendorong pemanfaatan Central Counterparty (CCP) oleh pelaku pasar keuangan. CCP berperan sebagai pihak di tengah yang menjadi lawan transaksi di pasar uang dan pasar valuta asing (PUVA), sehingga mampu memitigasi risiko kredit, likuiditas, dan pasar.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menegaskan, BI berkomitmen akan terus memperkuat peran CCP. Meski transaksi yang dikliringkan melalui CCP menunjukkan tren peningkatan, potensinya masih bisa ditingkatkan untuk mendorong pendalaman pasar keuangan.

“Peningkatan tersebut seiring dengan kenaikan rerata harian transaksi pasar valuta asing yang sebelumnya pada tahun 2020 hanya sekitar USD3–USD4 miliar per hari, meningkat menjadi USD10 miliar per hari pada tahun 2025,” ujar Destry dalam keterangan resmi, Selasa (5/8/2025).
Menurutnya, keberadaan CCP penting untuk meningkatkan efisiensi, likuiditas, serta partisipasi pelaku pasar yang lebih luas. Implementasi CCP ini merupakan amanat UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) sekaligus mandat G20 OTC Derivatives Market Reform.

Komitmen BI ini diwujudkan melalui tiga langkah utama. Pertama, memperkuat permodalan CCP bersama perbankan untuk meningkatkan kepercayaan pelaku pasar. Kedua, memasukkan pengembangan CCP ke dalam Blueprint Pendalaman Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (BPPU) 2030 yang terintegrasi dengan pengembangan produk, harga, dan pelaku pasar.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()