Ipotnews - Kondisi makroekonomi dan industri pasar modal di Semester II-2025 yang tetap menantang dan dibayangi tekanan kebijakan tarif perdagangan AS diperkirakan bakal memicu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) ke level 6.900 pada penutupan perdagangan akhir tahun ini.
Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, pergerakan IHSG mulai menunjukan pembalikan arah melemah dan ditutup terkoreksi 0,97 persen ke level 7.464. Pelemahan IHSG tersebut dibayangi aksi jual bersih oleh investor asing (net foreign sell) di pasar reguler BEI yang mencapai Rp939,44 miliar.
"Saat ini data dan peristiwa yang terjadi beragam, karena di tengah derasnya sentimen negatif tarif dagang AS ternyata ada beberapa sentimen positif yang membuatnya seimbang," Head of Research & Chief Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto dalam analisisnya yang dikutip Selasa (5/8).
Dia menyebutkan, sejumlah sentimen positif yang dapat mengimbangi katalis negatif terkait tarif perdagangan AS adalah, revisi positif pertumbuhan ekonomi global, pelemahan dolar yang akan memicu terapresiasinya rupiah dan ruang pemangkasan suku bunga acuan yang melebar.
Rully memperkirakan, Bank Indonesia memiliki ruang pemangkasan BI Rate sekali lagi sebesar 0,25 persen. Dengan pemangkasan suku bunga ini, sektor emas dan perbankan akan diuntungkan, karena pemangkasan BI Rate yang terjadi sebelumnya akan segera berdampak pada penurunan suku bunga perbankan.
Dengan sentimen yang seimbang tersebut, ungkap Rully, pada akhir 2025 posisi IHSG akan ditutup pada level 6.900. Selain itu, lanjut dia, instrumen obligasi juga diprediksi akan diuntungkan dari pemangkasan BI Rate, karena hal ini bisa menekan yield dan mendorong kenaikan harga instrumen surat utang.
Dia menyampaikan, baru-baru ini Lembaga Moneter Internasional (IMF) merevisi pertumbuhan ekonomi dunia di 2025 menjadi 3,1 persen dari prediksi sebelumnya sebesar 2,8 persen dan 3 persen. Hal ini disebabkan penundaan pemberlakuan tarif perdagangan AS, sehingga berbagai mendorong aktivitas ekspor-impor di awal (front loading).
Rully menyebutkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan surplus perdagangan yang cukup tinggi, yaitu mencapai USD4,3 miliar pada Mei 2025 dan sebesar USD4,1 miliar pada Juni 2025. Namun dia memprediksi, pemberlakuan tarif oleh Presiden AS, Donald Trump akan mempengaruhi aktivitas perdagangan dunia secara signifikan, termasuk Indonesia.(Budi)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()