`Sell Dollar` Kehilangan Daya Tarik, Pengelola Reksadana Emerging Market Ubah Strategi

avatar
· Views 14

Ipotnews - Penguatan kembali dolar AS pada bulan Juli meyakinkan sejumlah investor  emerging market  untuk bertaruh bahwa mata uang tersebut akan terus naik dalam beberapa bulan mendatang.
Laman Bloomberg mencatat, T Rowe Price Group menyatakan bahwa mereka kini lebih memilih obligasi EM dalam denominasi dolar AS dibanding obligasi dalam mata uang lokal sebagai strategi taktis. Barclays menyarankan kliennya untuk menghindari posisi jual ( short ) terhadap dolar AS dibanding mata uang Asia.
Sedangkan Fidelity International menilai bahwa suku bunga tinggi di AS dalam jangka panjang membuat dolar kurang menarik sebagai mata uang pembiayaan untuk  carry trade .
Manajer investasi dan analis sama-sama sedang mengevaluasi ulang strategi " sell dollar " karena penguatan kembali  greenback  telah mengikis sebagian optimisme terhadap aset EM.
Taruhan bahwa dolar akan terus melemah sebelumnya mendorong indeks saham pasar EM MSCI ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun bulan lalu, dan indeks serupa untuk mata uang mencatat kenaikan bulanan keenam pada Juni.
"Saat ini saya lebih condong ke obligasi EM dalam denominasi dolar AS, mengingat kuponnya yang menarik," kata Leonard Kwan, manajer dana di T Rowe Price, Hongkong. Kemungkinan akan ada "periode konsolidasi untuk dolar dalam tiga hingga enam bulan ke depan", yang akan menantang imbal hasil dari surat utang dalam mata uang lokal, imbuhnya seperti dikutip Bloomberg, Selasa (5/8).
Obligasi dolar AS EM mengungguli obligasi dalam mata uang lokal bulan lalu, dengan indeks Bloomberg mencatatkan  return  0,9 persen, sementara indeks untuk utang mata uang lokal justru bergerak berlawanan arah dalam besaran yang sama.
Tren serupa juga terlihat pada pergerakan mata uang. Indeks spot dolar AS versi Bloomberg naik 2,7 persen pada Juli, menghentikan tren penurunan selama enam bulan, sementara indeks mata uang EM MSCI turun 1,2 persen.
Greenback sempat merosot pada Jumat (1 Agustus) lalu setelah data pekerjaan AS yang lemah mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga paling cepat bulan depan. Namun, mata uang tersebut stabil pada Senin, dengan indeks Bloomberg menunjukkan pergerakan yang relatif datar.
"Kami masih enggan mengambil posisi langsung yang bertaruh pada pelemahan dolar AS terhadap mata uang Asia selama musim panas," tulis para ahli strategi Barclays, termasuk Lemon Zhang, dalam catatan tertanggal 24 Juli.
"Sebaliknya, kami menyarankan posisi beli terhadap dolar AS dibanding beberapa mata uang berimbal hasil rendah di kawasan ini yang valuasinya sudah terlalu tinggi dan memiliki risiko spesifik," seperti baht Thailand dan dolar Hongkong, tambah mereka seperti dikutip Bloomberg.
Barclays juga lebih menyukai perdagangan  relative value  yang tidak melibatkan dolar AS secara langsung - seperti bertaruh bahwa dolar Singapura akan melemah terhadap yuan China, serta posisi jual baht terhadap won Korea.
Sementara itu, investor yang menggunakan dolar AS sebagai mata uang pembiayaan untuk  carry trade  mungkin perlu mencari alternatif, menurut Fidelity.  Carry trade  adalah praktik meminjam dalam mata uang dengan suku bunga rendah dan menginvestasikannya dalam aset yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
"Mengingat bahwa suku bunga dolar AS mungkin tetap relatif tinggi untuk sementara waktu, mungkin sebaiknya mempertimbangkan mata uang pembiayaan alternatif yang menawarkan biaya lebih rendah namun dengan profil risiko yang serupa," kata Lei Zhu, kepala pendapatan tetap Asia di Fidelity, Hongkong.
Alternatifnya termasuk meminjam dalam dolar Hongkong - yang memiliki suku bunga jangka pendek lebih rendah dari greenback - atau bahkan dalam yuan, ujarnya.
Sementara itu, penguatan dolar AS pada Juli membuat lindung nilai (hedging) menjadi lebih murah bagi reksadana Asia yang memegang aset dalam denominasi dolar.
Menurut data yang dihimpun Bloomberg, biaya lindung nilai agregat bagi reksadana mata uang lokal - yang diukur dari  forward implied yield  dolar AS terhadap mata uang dari delapan negara Asia dan  secured overnight financing rate  ( SOFR ) setara di AS -- turun lima poin persentase bulan lalu, penurunan pertama sepanjang tahun ini,.
"Dengan dolar kembali menguat, entitas yang tidak melakukan lindung nilai atau melakukan lindung nilai secara parsial mungkin melihat ini sebagai peluang untuk mengurangi eksposur valas mereka terhadap dolar AS dan menyeimbangkan kembali posisi mereka," kata Zhu dari Fidelity. (Bloomberg)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest