Ipotnews - Indeks dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan hari ini, terseret oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed.
Di sisi lain, rupiah berhasil menguat tipis seiring sentimen positif dari rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II 2025 yang lebih baik dari ekspektasi.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa sore (5/8) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.389 per dolar AS, menguat 12 poin atau 0,07% dibandingkan Senin sore (4/8) dilevel Rp16.401 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa pelemahan dolar AS terjadi akibat meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump.
"Pernyataan Trump yang mengancam tarif sekunder 100% terhadap pembeli minyak Rusia seperti India menambah tekanan terhadap dolar. Ini memicu kekhawatiran pasar akan perlambatan ekonomi global," kata Ibrahim dalam riset tertulisnya, sore ini.
Sebelumnya, Trump juga telah menetapkan tarif 25% terhadap impor dari India pada Juli lalu. Retorika lanjutan dari Gedung Putih pada Senin malam memperdalam ketegangan dagang antara AS dan India. Pemerintah India langsung bereaksi dan menyebut langkah tersebut tidak dapat dibenarkan, sembari berjanji melindungi kepentingan ekonominya.
Dari sisi kebijakan, pernyataan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer bahwa tarif terhadap 70 negara akan tetap diberlakukan turut memperkuat kekhawatiran inflasi di AS. Pasar pun kembali menghitung potensi pelonggaran moneter.
"Kombinasi retorika proteksionis dan data tenaga kerja AS yang melemah menjadi katalis utama pelemahan dolar. Pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga Fed pada September mencapai 90%, melonjak dari sebelumnya hanya sekitar 40%," jelas Ibrahim.
Sementara itu, dari dalam negeri, sentimen rupiah didorong oleh data ekonomi yang solid. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% secara tahunan (YoY) pada kuartal II-2025--lebih tinggi dari konsensus pasar 4,8% YoY.
Secara kuartalan, pertumbuhan mencapai 4,04% (QtQ), berbalik arah dari kontraksi 0,98% pada kuartal sebelumnya. Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku ( ADHB ) tercatat sebesar Rp5.665,9 triliun, dan atas dasar harga konstan ( ADHK ) sebesar Rp3.264,5 triliun.
"Data ini cukup mengejutkan pasar karena mayoritas analis memperkirakan pertumbuhan di bawah 5%. Ini menunjukkan bahwa aktivitas domestik tetap resilien di tengah ketidakpastian global," pungkas Ibrahim.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()