Kasus Keracunan MBG Muncul Lagi, BGN Ubah Cara Masak sampai Distribusi

avatar
· Views 11
Kasus Keracunan MBG Muncul Lagi, BGN Ubah Cara Masak sampai Distribusi
Ilustrasi/Foto: dok SPPG Yayasan Daarul Hikmah
Jakarta

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali jadi sorotan usai munculnya sejumlah kasus keracunan di berbagai daerah. Salah satu kasus terbaru terjadi di sebuah SMP di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang kembali memicu kekhawatiran publik.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengaku pihaknya menargetkan program MBG bisa berjalan tanpa kecelakaan sama sekali. Namun kenyataannya, kejadian demi kejadian tetap terjadi dan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap program ini.

"Kami masih menyesalkan itu terjadi karena target kami kan tidak ada kejadian. Tapi meskipun jumlahnya kecil, itu tetap mengganggu kepercayaan publik terhadap kami. Tapi kami sedang usahakan dengan peningkatan SOP," kata Dadan saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dadan menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk dalam hal pendanaan. Salah satu masalah yang sebelumnya memicu keterlambatan dan potensi keracunan kini sudah diatasi. Skema pendanaan dari BGN ke penyelenggara SPPG telah dipermudah dan tidak lagi bergantung pada proses reimburse yang makan waktu.

Sebagai bagian dari upaya pencegahan, BGN juga telah meningkatkan standar operasional prosedur (SOP), mulai dari proses memasak hingga distribusi makanan. Pelatihan ulang juga dilakukan agar makanan yang dikirim ke sekolah tetap dalam kondisi aman.

ADVERTISEMENT

"Oleh sebab itu kami tingkatkan terus. Jadi ada beberapa SPPG sekarang itu kalau mengirim makanan jam 7, jam 4 baru masak. Jadi nggak boleh lebih dari 4 jam," ujarnya.

Dadan menyebut penyebab utama dari kasus-kasus keracunan biasanya berasal dari pemilihan bahan baku hingga proses pengolahan yang tidak ideal. Namun untuk kasus Kupang, ia merasa aneh karena keracunan terjadi saat MBG sudah dihentikan selama lebih dari seminggu.

Baca juga: Mendag Buka Suara soal Produsen Tolak Impor Food Tray

"Setelah 8 hari kita stop di 1 sekolah itu, tidak kami beri makan, terjadi keracunan juga. Jadi bukan dari MBG saja keracunan itu," ucapnya.

Dadan mengungkapkan bahwa ada dua risiko besar dalam pelaksanaan program MBG, yaitu penyalahgunaan anggaran dan kejadian keracunan. Namun menurutnya, potensi keracunan justru lebih mengkhawatirkan.

"Jadi kalau jujur saya ditanya, saya lebih takut dengan yang kedua. Karena kalau penyalahgunaan anggaran, kami sudah membangun sedemikian rupa sistem yang sulit sekali orang bisa memanipulasi anggaran. Tapi kalau keracunan ini rangkanya panjang, mulai dari bahan baku, proses pengolahan, proses penyajian, proses delivery, proses konsumsi, termasuk kondisi anak," jelasnya.

Ia mencontohkan salah satu kejadian di sekolah yang sempat membuat geger. Saat itu ada satu siswa yang muntah karena memang sedang sakit, namun akhirnya satu sekolah ikut muntah karena panik.

"Karena bisa saja makanannya fine-fine saja, anaknya dalam keadaan sakit. Nah karena makan bergizi, seolah-olah sakitnya, muntahnya dari makanan. Padahal pernah terjadi di satu kelas, ada satu anak yang muntah padahal anaknya lagi sakit, satu sekolah muntah," tutup Dadan.

(shc/rrd)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest