Ipotnews - Meskipun terjadi eksodus, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) telah reli 26% dari titik terendah April dan mendekati rekor tertinggi yang dicapai pada September tahun lalu. Indeks saham Indonesia mendekati level tertinggi sepanjang masa karena permintaan domestik yang melonjak mampu mengimbangi gelombang arus keluar dana investor asing.
Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, investor asing telah mencatat penjualan bersih sebesar USD3,8 miliar di pasar saham domestik sejauh tahun ini, berada di jalur untuk mencatat arus keluar tahunan terbesar dalam sejarah.
Perbedaan arah antara aksi jual asing dan kenaikan indeks acuan mencerminkan berkurangnya ketergantungan saham Indonesia terhadap investor luar negeri. Partisipasi investor ritel lokal dan permintaan terhadap saham-saham yang terkait dengan konglomerat, seperti Barito Renewables Energy (
BREN
) milik Prajogo Pangestu, menopang pasar saham Indonesia dan mampu mengatasi kekhawatiran terhadap perdagangan global."Investor domestik mendukung generasi pemenang yang baru," kata Mohit Mirpuri, manajer investasi di SGMC Capital. "Jika tren ini berlanjut, rekor tertinggi baru bisa jadi hanya awal saja" bagi pasar saham Indonesia, imbuhnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (6/8).
Menurut data Bursa Efek Indonesia, jumlah investor ritel lokal telah melonjak menjadi 17 juta pada tahun 2025 dari hanya 3,8 juta lima tahun lalu. Sementara itu, kepemilikan asing atas saham di negara ini telah menyusut menjadi sekitar 40 persen, turun dari lebih dari 57 persen satu dekade lalu, menurut data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Serangkaian penawaran umum perdana (IPO) yang sukses dari perusahaan-perusahaan seperti perusahaan infrastruktur Chandra Daya Investasi (
CDIA
) telah menyegarkan kembali minat investor lokal, kata Mirpuri. Saham perusahaan tersebut telah melonjak 837 persen sejak tercatat bulan lalu. Ia juga menyoroti BREN
, yang sahamnya telah melesat lebih dari 800 persen sejak debutnya pada 2023. Kedua perusahaan tersebut terkait dengan Prajogo Pangestu.Menurut para analis, turunnya imbal hasil obligasi pemerintah juga mendorong investor domestik untuk beralih ke saham dan aset lain yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, Imbal hasil obligasi acuan 10-tahun Indonesia telah turun lebih dari 50 basis poin tahun ini menjadi 6,5 persen.
Pelemahan dolar AS, prospek pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Bank Indonesia, dan kepastian yang lebih besar atas perdagangan global dapat menarik kembali investor asing, kata Rajeev De Mello, manajer portofolio makro global di Gama Asset Management.
Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif 19 persen atas impor dari Indonesia, turun dari ancaman awal sebesar 32 persen, juga telah mendongkrak sentimen.
Meski demikian, investor asing dapat terus melepas saham Indonesia jika laba perusahaan tidak memenuhi ekspektasi, kata Aldo Perkasa, kepala riset di Trimegah Sekuritas Indonesia. Ia memperkirakan indeks acuan Indonesia akan mengakhiri tahun di level 7.750 poin, atau 3,1 persen di atas penutupan Selasa kemarin. ( Bloomberg)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()