Ipotnews - Kurs rupiah menguat terhadap dolar karena meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve dalam FOMC September 2025.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu sore (6/8) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.361 per dolar AS, menguat 28 poin atau 0,17% dibandingkan Selasa sore (5/8) dilevel Rp16.389 per dolar AS.
Indeks dolar AS melemah pada perdagangan hari ini, tertekan oleh serangkaian data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan dan meningkatnya spekulasi pelonggaran kebijakan moneter oleh the Fed pada September mendatang.
Indeks dolar turun setelah data Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan Purchasing Managers' Index (PMI) jasa AS hanya berada di level 50,1 pada Juli, jauh di bawah ekspektasi pasar di 51,5. Angka ini mencerminkan hampir terhentinya ekspansi aktivitas sektor jasa dan memperkuat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam.
"Data ini melengkapi laporan penggajian Jumat lalu yang juga lemah, menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang lebih rendah serta revisi negatif yang mendorong tingkat pengangguran naik ke 4,2%," kata pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, dalam siaran pers, sore ini.
Kondisi ini membuat pasar kini memperkirakan probabilitas pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada September meningkat signifikan. Berdasarkan pemantauan pasar, peluang penurunan suku bunga mencapai 87%.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati dinamika politik di bank sentral AS. Gubernur The Fed Adriana Kugler akan resmi mundur pada 8 Agustus, membuka satu kursi dalam Dewan Gubernur The Fed. Presiden AS Donald Trump dikabarkan telah mempersempit daftar calon pengganti Jerome Powell menjadi empat orang, dengan nama Menteri Keuangan Scott Bessent tidak termasuk di antaranya.
Di sisi lain, ketegangan perdagangan antara AS dan India kembali memanas setelah Trump mengancam pengenaan tarif lebih tinggi atas barang-barang asal India, buntut dari pembelian minyak mentah Rusia oleh New Delhi. "Ancaman Trump berpotensi menekan ekonomi India dan bisa mendorong pelonggaran moneter lebih lanjut di negara tersebut," imbuh Ibrahim.
Sementara itu, dari dalam negeri, penguatan rupiah turut ditopang oleh sentimen positif dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II 2025 yang mencapai 5,12% secara tahunan, lebih tinggi dari estimasi konsensus 4,8% dan juga naik dari realisasi kuartal sebelumnya di 4,87%.
"Banyak pihak tidak menyangka pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 5,12%, padahal ada kekhawatiran dari data seperti turunnya penjualan mobil, konsumsi melemah, dan kontraksi PMI," jelas Ibrahim.
Kontribusi konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi serta lonjakan investasi turut menjadi penopang utama. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% yoy, didukung momen hari raya dan libur sekolah.
Investasi tercatat melonjak 6,99%, tertinggi dalam empat tahun terakhir, ditopang pembangunan infrastruktur seperti perluasan proyek kereta cepat. Di sisi lain, belanja pemerintah justru kontraksi 0,33%.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()