Ipotnews - Dolar melemah, Rabu, dan euro mencapai level tertinggi dalam satu minggu karena trader berspekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih sering dari ekspektasi sebelumnya tahun ini, menyusul data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan untuk periode Juli.
Tanpa rilis data ekonomi utama Amerika Serikat, trader terus berfokus pada implikasi dari laporan ketenagakerjaan Jumat pekan lalu, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (6/8) atau Kamis (7/8) pagi WIB.
Pertumbuhan lapangan kerja Amerika lebih lemah dari perkiraan sepanjang Juli, sementara jumlah data non-farm payrolls untuk dua bulan sebelumnya direvisi menyusut 258.000 lapangan kerja, menunjukkan penurunan tajam dalam kondisi pasar tenaga kerja.
Greenback langsung terjerembab setelah laporan tersebut, memangkas penguatan dari Juli yang relatif kuat bagi mata uang itu, bulan pertama tahun ini di mana Indeks Dolar (Indeks DXY) membukukan penguatan.
"Kita mendapati penguatan dolar pertama di bawah masa jabatan kedua Trump, dan banyak orang berpikir mungkin dolar masih memiliki potensi, tetapi saya pikir data ketenagakerjaan Jumat justru menghancurkannya," kata Marc Chandler, Chief Market Strategist Bannockburn Global Forex di New York. "Spekulasi terbaru mengenai pemangkasan suku bunga tidak hanya pada September, tetapi juga pemotongan lainnya di akhir tahun, membatasi penguatan dolar."
Trader Fed funds futures kini memperkirakan probabilitas pemangkasan suku bunga 25 basis poin sebesar 95% pada pertemuan September, naik dari 48% seminggu lalu, menurut FedWatch Tool CME Group. Secara total, trader memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 62 basis poin tahun ini.
The Fed mungkin perlu memangkas suku bunga dalam waktu dekat sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi Amerika, meskipun masih belum jelas apakah tarif akan terus mendorong inflasi lebih tinggi, ungkap Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, Rabu.
Trump mengeluarkan perintah eksekutif, Rabu, yang mengenakan tarif tambahan 25% untuk barang-barang dari India, dengan mengatakan negara tersebut secara langsung atau tidak langsung mengimpor minyak Rusia, menambah tarif 25% yang telah diumumkan.
Indeks Dolar terakhir merosot 0,56% menjadi 98,18, level terendah sejak 28 Juli. Indeks tersebut mencatat penurunan 1,35% pada sesi Jumat, kerugian satu hari terbesar sejak April.
Dolar sempat melonjak pada sesi pagi waktu New York sejalan dengan imbal hasil US Treasury, yang mungkin disebabkan trader menempatkan taruhan berjangka besar sebelum lelang US Treasury 10 tahun.
Dolar AS memperpanjang kerugian setelah Departemen Keuangan melihat permintaan yang lemah untuk penjualan obligasi 10 tahun senilai USD42 miliar.
Euro melesat 0,76% menjadi USD1,1662, level tertinggi sejak 28 Juli. Euro mencatat lonjakan 1,48% pada sesi Jumat.
Investor juga fokus pada pencalonan Trump untuk mengisi kekosongan di Dewan Gubernur Federal Reserve dan para kandidat untuk kepala the Fed berikutnya.
Selasa, Trump mengatakan akan memutuskan calon pengganti Gubernur Fed Adriana Kugler yang lengser pada akhir pekan ini dan secara terpisah mempersempit daftar calon pengganti Chairman Fed Jerome Powell menjadi empat orang.
Trump mengatakan telah mempersempit daftar kandidat pengganti Powell menjadi penasihat ekonomi Kevin Hassett, mantan gubernur Fed sekaligus pendukung Trump, Kevin Warsh, dan dua orang lainnya. Trump tidak menyebutkan nama tersebut, tetapi salah satunya diduga adalah Gubernur Fed saat ini, Christopher Waller.
"Dari apa yang dapat kami pastikan, Warsh tampaknya yang paling hawkish dari ketiganya, sementara Waller jelas yang paling dovish, setelah menyatakan ketidaksetujuannya pada pertemuan FOMC terakhir. Jadi, setiap perubahan peluang ke arah Waller kemungkinan akan berdampak negatif terhadap dolar," ujar Matthew Ryan, Head of Market Strategy Ebury.
Dolar melemah 0,35% menjadi 147,09 yen. Dolar anjlok 2,24% terhadap mata uang Jepang itu, Jumat, penurunan harian terbesar sejak Januari 2023.
Taro Kono, yang disebut-sebut sebagai kandidat perdana menteri berikutnya, mengatakan Jepang harus menyeimbangkan anggaran dan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga guna meredakan kekhawatiran atas keuangan negara.
Sementara itu, tokoh penting partai berkuasa, Ken Saito, mengatakan bahwa Bank of Japan harus berhati-hati dalam menaikkan suku bunga mengingat dampak yang diperkirakan dari tarif AS terhadap ekonomi yang rapuh.
Poundsterling menguat 0,47% menjadi USD1,3362 sebelum Bank of England diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, Kamis.
Versus franc Swiss, dolar melemah 0,17% menjadi 0,806. Presiden Swiss Karin Keller-Sutter mengatakan dia mengadakan "pertemuan yang sangat baik" dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Rabu, sementara Swiss berupaya mencapai kesepakatan untuk menghindari tarif 39% yang melumpuhkan ekspornya ke Amerika Serikat. (ef)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()