Nasdaq Cetak Rekor Beruntun Berkat Saham Teknologi dan Optimisme Pemangkasan Suku Bunga

Ipotnews - Bursa saham AS ditutup menguat pada Jumat (8/8) akhir pekan ini. Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi untuk hari kedua berturut-turut, didorong oleh kenaikan saham teknologi termasuk Apple, serta optimisme investor terhadap potensi pemangkasan suku bunga. Ketiga indeks utama juga membukukan kenaikan solid untuk pekan ini.
Saham Apple melonjak 4,2% pada Jumat dan naik 13,3% sepanjang pekan, menjadi kenaikan persentase mingguan terbesar sejak 2020. Presiden AS Donald Trump pada Rabu mengatakan Apple akan menambah investasi sebesar 100 miliar dolar AS di Amerika Serikat, sehingga total komitmennya menjadi 600 miliar dolar AS dalam empat tahun ke depan.
Indeks sektor teknologi dan jasa komunikasi memimpin kenaikan sektor pada Indeks S&P 500 pada Jumat dan keduanya juga mencatat rekor penutupan tertinggi. Saham Gilead Sciences naik 8,3% setelah perusahaan tersebut menaikkan proyeksi kinerja keuangannya untuk setahun penuh.
Data ekonomi AS yang melemah baru-baru ini telah memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga, sementara investor juga menilai calon sementara yang diajukan Trump untuk kursi gubernur The Fed.
Presiden pada Kamis malam menominasikan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Stephen Miran untuk mengisi jabatan jangka pendek di dewan, menyusul pengunduran diri mendadak Adriana Kugler pekan lalu, sekaligus mempersempit daftar kandidat pengganti Ketua The Fed Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir pada 15 Mei.
Miran, yang kerap sejalan dengan pandangan Trump, sebelumnya menilai Powell "terlambat" dalam menurunkan suku bunga.
"Ada sejumlah investor yang berpikir bahwa jika The Fed akan memangkas suku bunga, maka tema utamanya adalah jangan melawan The Fed dalam kebijakan suku bunga yang lebih rendah," kata Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, New Vernon, New Jersey. "Di sisi lain, ketidakpastian justru datang dari kebijakan tarif, dan hasilnya masih belum pasti."
Ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga minimal 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan September kini berada di 89,4%, naik dari 80,3% sepekan lalu. Kontrak berjangka menunjukkan kemungkinan setidaknya dua kali pemangkasan hingga akhir tahun.
Tarif impor yang lebih tinggi terhadap puluhan negara mulai berlaku pekan ini di bawah kebijakan Trump.
Dow Jones Industrial Average naik 206,97 poin atau 0,47% menjadi 44.175. Indeks S&P 500 menguat 49,45 poin atau 0,78% menjadi 6.389 dan Nasdaq Composite bertambah 207,32 poin atau 0,98% menjadi 21.450.
Ini merupakan rekor penutupan ke-18 Nasdaq sepanjang 2025, dengan kenaikan sekitar 11% sejak awal tahun. S&P 500 berakhir sedikit di bawah rekor penutupan tertingginya. Untuk pekan ini, S&P 500 naik 2,4%, Dow menguat 1,3%, dan Nasdaq menanjak 3,9%.
Laporan inflasi konsumen bulanan AS yang akan dirilis Selasa depan akan menjadi ujian bagi reli pasar saham AS, dengan sebagian investor memperkirakan adanya potensi koreksi.
Investor juga memantau hubungan dagang AS-India setelah New Delhi membatalkan rencana pembelian senjata dan pesawat AS, menurut tiga pejabat India, menyusul kenaikan tarif Trump atas ekspor India menjadi 50% pekan ini.
Di antara penguat lainnya pada Jumat, saham Expedia naik 4,1% setelah perusahaan menaikkan proyeksi pemesanan kotor dan pertumbuhan pendapatan tahunannya.
Dengan lebih dari 450 perusahaan S&P 500 telah melaporkan kinerja, perkiraan pertumbuhan laba kuartal kedua pada Jumat berada di 13,2%, naik dari 5,8% pada 1 Juli, menurut data LSEG .
Jumlah saham yang naik di NYSE mengungguli yang turun dengan rasio 1,37 banding 1. Terdapat 272 rekor tertinggi baru dan 88 rekor terendah baru di NYSE . Di Nasdaq, 2.442 saham menguat dan 2.157 saham melemah, dengan rasio kenaikan terhadap penurunan sebesar 1,13 banding 1.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 16,18 miliar saham, dibandingkan rata-rata 18,27 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
(reuters)

Sumber : admin