Ipotnews - Harga minyak melemah di perdagangan awal Asia, Senin, melanjutkan kejatuhan lebih dari 4% pekan lalu akibat tarif Amerika yang lebih tinggi terhadap mitra dagangnya, kenaikan output OPEC , dan ekspektasi AS-Rusia semakin mendekati pakta gencatan senjata Ukraina.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, melorot 46 sen, atau 0,69%, menjadi USD66,13 per barel pada pukul 08.19 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Beijing, Senin (11/8).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 55 sen atau 0,86% menjadi USD63,33 per barel.
Ekspektasi terhadap potensi berakhirnya sanksi yang membatasi pasokan minyak Rusia ke pasar internasional meningkat, setelah Presiden AS Donald Trump, Jumat, mengatakan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk merundingkan akhir perang di Ukraina.
Berita ini muncul seiring Amerika meningkatkan tekanan terhadap Rusia, mendorong kemungkinan sanksi terhadap Moskow juga dapat diperketat jika kesepakatan damai tidak tercapai.
Trump menetapkan batas waktu Jumat lalu bagi Moskow untuk menyetujui perdamaian di Ukraina atau pembeli minyaknya akan menghadapi sanksi sekunder, dan pada saat bersamaan mendesak India agar mengurangi pembelian minyak Rusia.
"Selain perundingan AS-Rusia, data inflasi Amerika pada Selasa akan menjadi pendorong utama lainnya pekan ini," kata analis IG, Tony Sycamore.
"Data IHK yang lebih lemah dari perkiraan akan meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga the Fed yang lebih awal dan lebih dalam, yang kemungkinan akan merangsang aktivitas ekonomi dan mendongkrak permintaan minyak mentah."
"Sebaliknya, data yang lebih panas akan memicu kekhawatiran stagflasi dan mendorong kembali ekspektasi penurunan suku bunga the Fed," papar dia.
Tarif impor yang lebih tinggi yang diberlakukan Trump terhadap puluhan negara--mulai berlaku Kamis--diperkirakan membebani aktivitas ekonomi karena memaksa pengalihan rantai pasokan dan inflasi yang lebih tinggi.
Tertekan oleh prospek ekonomi yang suram, Brent anjlok 4,4% selama pekan yang berakhir Jumat, sementara WTI ambles 5,1%. (ef)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()