Bursa Pagi: Asia Dibuka Mixed, Tekanan Jual Adang Potensi Laju IHSG

avatar
· Views 14

Ipotnews - Mengawali sesi perdagangan pekan ketiga Agustis 2025, Senin (11/8), bursa saham Asia bergerak bervariasi. Pasar menunggu hasil perundingan dagang AS-China, apakah batas waktu 12 Agustus untuk gencatan senjata tarif akan diperpanjang.
Bank sentral Australia dijadwalkan akan mengumumkan keputusan suku bunganya pada Selasa besok.
Bursa saham Jepang hari ini tutup, karena libur nasional.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,43%. Indeks berlanjut menguat 0,23% (19,9 poin) menjado 8.827 pada pukul 8:20 WIB.
Indeks Kospi dan Kosdaq, Korea Selatan dibuka mendatar. Kospi berlanjut melemah 0,11% menjadi 3.206,62.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan akan kembali berusaha melanjutkan tren kenaikan, setelah mengakhiri sesi perdagangan pekan lalu dengan kenaikan 0,58% ke 7.533. Harga ETF saham Indonesia,  iShares MSCI Indonesia ETF    ( EIDO ), di New York Stocks Exchange juga naik 0,59% menjadi USD17,83.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini tetap berpeluang menanjak, namun dibayangi tekanan kenaikan volume jual dan  net sell  asing. Secara teknikal indeks berpeluang menguat menuju 7.600, tapi masih rawan terkoreksi ke bawah 7.500.
Analis Indo Premier berpendapat, target IHSG ke level 8.000 jelang Dirgahayu kemerdekaan ke-80 Indonesia akhir pekan ini kembali menyala ditengah sentimen, berlanjutnya penguatan rupiah, rebalancing MSCI , berlanjutnya EM carry-trades global fund, dan teknikal trend regresi. Namu memburuknya sentimen regional dan libur bursa pada Senin 18 Agustus 2025 diperkirakan akan mengganjal gerak IHSG .
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat. Data ekonomi AS yang melemah menguatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga. Peluang penurunan 25 bps pada September naik menjadi 89,4% dari 80,3%. Trump menominasikan Stephen Miran sebagai gubernur The Fed, mempersempit kandidat pengganti Jerome Powell. Investor menantikan rilis inflasi konsumen AS pekan depan. Hubungan dagang AS-India memanas. New Delhi batalkan pembelian senjata AS.
Nasdaq dan S&P 500 mencetak rekor penutupan tertinggi, dipimpin reli saham teknologi dan jasa komunikasi di tengah optimisme pemangkasan suku bunga. Saham Gilead Sciences melesat 8,3% usai menaikkan proyeksi kinerja setahun penuh. Apple meloncat 4,2%, setelah pengumuman tambahan investasi senilai USD100 miliar di AS, sehingga total komitmennya menjadi USD600 miliar dalam empat tahun ke depan. Expedia melompat 4,1% setelah menaikkan proyeksi pertumbuhan pendapatan tahunan.
  • Dow Jones Industrial Average naik 0,47% (206,97 poin) menjadi 44.175,61.
  • S&P 500 meningkat 0,78% (49,45 poin) ke posisi 6.389
  • Nasdaq Composite melaju 0,98% (207,32 poin) ke level ke 21.450.

Bursa saham utama Eropa menutup pekan lalu dengan bervariasi namun mencatatkan kenaikan mingguan terbesar dalam 12 pekan. Saham perbankan melonjak di tengah harapan gencatan senjata Rusia-Ukraina. Hasil kuartalan sektor keuangan yang kuat mendorong lonjakan proyeksi laba indeks Eropa sebesar 5% sejak pertengahan Juli. Sekitar 53% dari 198 emiten STOXX 600 yang telah melaporkan kinerja berhasil melampaui ekspektasi analis.
Indeks STOXX 600 menguat 0,19% menjadi 547,08, tapi melompat 2,2% dibanding akhir pekan sebelumnya. Indeks perbankan zona euro melonjak 1,9% dan telah melambung 56,8% sejak awal tahun. Saham pertahanan melorot 0,8%. Thyssenkrupp melompat 2,7% karena berencana memisahkan divisi pertahanan. Munich Re ambles 7,2% setelah memangkas proyeksi pendapatan, menyeret kejatuhan sektor asuransi sebesar 1,6%. Lotus Bakeries dan Bechtle melejit 10,9% dan 11%.
  • CAC 40 Prancis naik 0,44% (33,68 poin) menjadi 7.743.
  • DAX Jerman melemah 0,12% (-29,64 poin) di 24.162,86.
  • FTSE 100 Inggris turun tipis 0,06% (-5,04 poin) di 9.095,73.

Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York mengakhiri pekan lalu dengan menguat, namun melemah secara mingguan. Dolar tertekan oleh data ekonomi lemah yang memicu ekspektasi lebih banyak pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini. Data ketenagakerjaan Juli yang mengecewakan serta pelemahan sektor perumahan dan jasa memperkuat pandangan perlambatan ekonomi. Pasar menanti data inflasi AS, periode Juli pekan depan untuk melihat dampak tarif impor.
Euro dan yen melemah terhadap dolar AS. Risalah rapat Juli Bank of Japan menunjukkan meningkatnya peluang kenaikan bunga dalam waktu dekat. AS dan Rusia dikabarkan berupaya mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina yang mengukuhkan pendudukan Moskow di wilayah yang direbut. Trump mencalonkan Stephen Miran ke kursi kosong The Fed, sementara Christopher Waller disebut kandidat utama pengganti Jerome Powell, memicu kekhawatiran independensi The Fed. Indeks dolar (DXY) naik 0,21% di 98,19.
Kurs spot dolar

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1641

-0.0025

-0.21%

8/8/2025

Yen (USD-JPY)

147.74

0.6000

+0.41%

8/8/2025

Poundsterling (GBP-USD)

1.3452

0.0008

+0.06%

8/8/2025

Rupiah (USD-IDR)

16,292.50

6.0000

+0.04%

8/8/2025

Yuan (USD-CNY)

7.1802

-0.0012

-0.02%

8/8/2025

Sumber : Bloomberg.com, 8/8/2025 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea akhir pekan lalu ditutup bervariasi, menjelang kemungkinan pertemuan Trump-Putin. Tapi harga Brent dan WTI membukukan penurunan mingguan 4,4% dan 5,1%, terdalam sejak akhir Juni akibat prospek ekonomi global yang tertekan tarif perdagangan. Penguatan dolar menekan permintaan minyak dari pembeli luar negeri. Laporan rencana kesepakatan damai AS-Rusia soal Ukraina memicu spekulasi pelonggaran sanksi terhadap Moskow.
Ketegangan tarif energi meningkat. Trump mengancam tarif tambahan terhadap India dan China jika tetap membeli minyak Rusia. OPEC + sepakat menaikkan produksi 547.000 barel per hari pada September, melanjutkan pembalikan pemangkasan produksi besar-besaran. CFTC melaporkan manajer investasi memangkas posisi beli bersih minyak AS hingga 5 Agustus.
  • Harga Brent berjangka naik 16 sen (0,2%) ke USD66,59 per barel.
  • Harga WTI berjangka stagnan di USD63,88 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange menutup pekan cenderung stabil setelah sempat menyebtuh rekor USD3.534,10 per ounce. Harga kontrak emas berjangka AS mundur dari rekor tertinggi setelah kabar bahwa Gedung Putih menyiapkan perintah eksekutif terkait tarif impor batangan emas. Rencana tarif memicu kekhawatiran dampak pada Swiss, pusat utama pemurnian dan transit emas dunia, yang saat ini dikenai tarif 39% oleh AS.
UBS memperkirakan premi Comex-London akan melebar jika tarif emas AS diberlakukan, membuka peluang arbitrase dari pusat pemurnian alternatif. Beberapa kilang emas Swiss dilaporkan menghentikan sementara pengiriman ke AS. Harga emas spot naik 1% untuk pekan ini. Selisih harga kontrak emas berjangka AS dan spot menyempit menjadi USD57 dari lebih USD100 sebelumnya. Harga perak spot stabil di USD38,29, platinum turun 0,5% ke USD1.327,85, dan paladium anjlok 2,2% ke USD1.125,48.
  • Harga emas kontrak Desember di AS stabil di US$3.454,1 per ounce.
  • Harga emas spot bertahan di USD3.396,8.

(AFP, CNBC , Reuters)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest