Ipotnews - Harga minyak menguat, Selasa, karena Amerika dan China memperpanjang penangguhan tarif yang lebih tinggi, meredakan kekhawatiran eskalasi perang dagang mereka akan mengganggu perekonomian dan menghambat permintaan bahan bakar di dua konsumen minyak terbesar dunia itu.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 24 sen, atau 0,36%, menjadi USD66,87 per barel pada pukul 13.21 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Selasa (12/8).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, bertambah 20 sen, atau 0,31%, menjadi USD64,16 per barel.
Presiden AS Donald Trump memperpanjang gencatan tarif dengan China selama 90 hari lagi, ungkap pejabat Gedung Putih, Senin, menunda pengenaan bea masuk tiga digit bagi barang-barang China ketika pengecer Amerika bersiap memasuki musim liburan akhir tahun yang krusial.
Hal ini meningkatkan harapan bahwa kesepakatan dapat dicapai antara dua ekonomi terbesar dunia itu, dan mencegah embargo perdagangan virtual di antara mereka. Tarif berisiko memperlambat pertumbuhan global, yang dapat melemahkan permintaan bahan bakar dan menurunkan harga minyak.
Kenaikan harga minyak juga didukung tanda-tanda pelemahan baru di pasar tenaga kerja Amerika, yang telah meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada September, tutur Priyanka Sachdeva, analis Phillip Nova.
Data inflasi AS yang akan dirilis hari ini juga menjadi sorotan, yang dapat membentuk arah suku bunga the Fed. Pemangkasan suku bunga biasanya mendorong aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.
Berpotensi membebani pasar minyak, Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu di Alaska, Jumat, untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina.
"Jalur diplomatik Amerika-Rusia terkait konflik Ukraina masih belum pasti, dengan trader mencermati setiap kejutan geopolitik yang dapat mengganggu jalur pasokan atau rezim sanksi," kata Sachdeva.
Pertemuan tersebut terjadi di tengah meningkatnya tekanan Amerika terhadap Rusia, dengan ancaman sanksi yang lebih berat pada pembeli minyak Rusia, seperti China dan India, jika tidak tercapai kesepakatan damai.
"Setiap kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina akan mengakhiri risiko gangguan terhadap minyak Rusia yang menghantui pasar," tulis Daniel Hynes, analis ANZ.
Trump menetapkan batas waktu Jumat lalu bagi Moskow untuk menyetujui perdamaian di Ukraina atau pembeli minyaknya akan menghadapi sanksi sekunder, sementara mendesak India untuk mengurangi pembelian minyak Rusia.
Washington juga ingin Beijing berhenti membeli minyak Rusia, dengan Trump mengancam akan mengenakan tarif sekunder terhadap China. (ef)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()