Ipotnews - Harga minyak relatif flat, Rabu, karena investor menunggu data persediaan Amerika, sembari mencermati pertemuan mendatang antara Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 3 sen, atau 0,05%, menjadi USD66,09 per barel pada pukul 14.11 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Rabu (13/8).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 8 sen, atau 0,13%, menjadi USD63,09 per barel. Kedua kontrak ditutup lebih rendah pada sesi Selasa.
Trump dan Putin dijadwalkan bertemu di Alaska, Jumat, untuk membahas upaya mengakhiri perang Rusia di Ukraina yang mengguncang pasar minyak sejak Februari 2022.
Investor minyak berada dalam "wait-and-see mode" menjelang pertemuan tersebut, ungkap analis ING.
"Hasilnya dapat menghilangkan sebagian risiko sanksi yang membayangi pasar," tutur analis ING.
Investor juga menunggu petunjuk lebih lanjut setelah laporan industri menunjukkan stok minyak mentah Amerika meningkat pekan lalu.
Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat--konsumen minyak terbesar dunia--melonjak 1,52 juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar, mengutip data American Petroleum Institute (API), Selasa. Persediaan bensin turun, sementara stok distilat sedikit naik.
Jika data Badan Informasi Energi (EIA) AS malam ini juga memperlihatkan penurunan, hal itu dapat mengindikasikan konsumsi selama driving season musim panas telah mencapai puncaknya dan kilang-kilang mengurangi produksi mereka. Musim mengemudi biasanya berlangsung dari libur Memorial Day pada akhir Mei hingga libur Hari Buruh di awal September.
Analis yang disurvei Reuters memperkirakan laporan EIA akan menunjukkan persediaan minyak mentah turun sekitar 300.000 barel pekan lalu.
Prospek yang dikeluarkan OPEC dan EIA, Selasa, memperlihatkan peningkatan produksi tahun ini yang juga membebani harga. Namun, keduanya memperkirakan output di AS--produsen terbesar dunia--akan menurun pada 2026, sementara wilayah lain bakal meningkatkan produksi minyak dan gas alam.
Produksi minyak mentah AS akan mencapai rekor 13,41 juta barel per hari pada 2025 karena peningkatan produktivitas sumur, meski harga yang lebih rendah akan mendorong penurunan output pada 2026, menurut perkiraan EIA dalam laporan bulanannya.
Laporan bulanan Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) menyatakan permintaan minyak global akan melonjak 1,38 juta barel per hari pada 2026, naik 100.000 barel per hari dari ekspektasi sebelumnya. Proyeksi untuk 2025 tetap tidak berubah.
Selasa, Gedung Putih meredam ekspektasi akan kesepakatan gencatan senjata Rusia-Ukraina yang cepat, yang dapat mendorong investor untuk mempertimbangkan kembali kemungkinan berakhirnya perang dalam waktu dekat dan pelonggaran sanksi terhadap pasokan Rusia, yang selama ini menopang harga.
"Trump meremehkan ekspektasi pertemuannya dengan Presiden Putin...Namun, prospek sanksi tambahan terhadap minyak mentah Rusia terus menurun," tulis Daniel Hynes, analis ANZ. (ef)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()