AI Bukan Ancaman, CEO Lintasarta Tegaskan Peran Talenta AI Tetap Vital

avatar
· Views 6
AI Bukan Ancaman, CEO Lintasarta Tegaskan Peran Talenta AI Tetap Vital
Foto: Lintasarta
Jakarta

Di tengah pesatnya perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang menuntut hadirnya sumber daya manusia unggul, kebutuhan akan talenta lokal menjadi semakin mendesak. President Director & CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena menyampaikan AI merupakan teknologi multidisipliner yang mampu mereplikasi keterampilan dan pengetahuan terbaik dari manusia.

"Sebenarnya AI itu bukan multidisiplin, is multidisciplinary. Jadi dia replicate the best possible skillset atau pengetahuan yang ada di manusia sebenarnya. Jadi dengan itu kita bisa memultiplikasi produktivitas yang bisa dihasilkan oleh seorang manusia," ujarnya dalam acara Graduation Laskar AI, di Menara Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2025).

Hal ini ia sampaikan dalam Graduation Laskar AI, sebuah ajang yang tak sekadar menjadi upacara kelulusan, tetapi juga menghadirkan panel diskusi tentang 'Membangun Talenta AI Unggul untuk Kedaulatan Digital Indonesia'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan Gerakan AI Merdeka yang meluluskan para peserta dengan sebutan Laskar AI menjadi tonggak penting dalam pengembangan talenta teknologi tanah air. Program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi juga upaya strategis untuk mewujudkan kedaulatan AI bagi Indonesia.

Baca juga: AI Gantikan Manusia? Wamen Ekraf Sebut Kita Bisa Bentuk AI

ADVERTISEMENT

"Bapak-Ibu sekalian, Laskar AI bukan sekedar pelatihan, tetapi sebuah gerakan untuk membangun Indonesia yang berdaulat di bidang AI, inklusif bagi seluruh kalangan, dan berdampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional," tambahnya.

Selain itu, Bayu menegaskan kehadiran AI bukanlah ancaman yang akan menghapus pekerjaan manusia. Menurutnya, justru tantangan sebenarnya terletak pada kemampuan individu dalam menguasai teknologi ini agar tidak tertinggal di tengah persaingan.

"Saya seringkali mendapatkan pertanyaan dari beberapa orang, seperti itu berarti nanti menghilangkan pekerjaan dan tenaga manusia. Bukan, ini beda. Justru kalau kita tidak menguasai AI, itu malah kita sudah berkehilangan. Peran talenta AI tetap vital di sini, jadi yang kehilangan itu yang tidak menguasai AI. Kalau Anda menguasai AI, insyaAllah, harusnya aman-aman aja," tegasnya.

Senada dengan itu, Menteri Diktisaintek, Prof. Heri Kuswanto yang turut hadir dalam acara ini mengatakan pentingnya penguasaan AI yang dibarengi dengan penerapan etika. Menurutnya, tanpa etika, perkembangan AI bisa berubah menjadi suatu masalah.

Baca juga: 5 Keuntungan Buat Startup yang Masuk Semesta AI

"Jadi kita tahu bahwa AI berkembang sangat cepat. Anda yang menguasai AI harus punya etika juga dalam konteks penggunaannya. Kalau tidak, yang ada nanti AI akan menjadi perusahaan. Dan tentunya kita tidak berharap itu terjadi," katanya.

Heri menambahkan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, pemerintah tengah mempersiapkan menuju Indonesia Emas 2045. Dari delapan Asta Cita, poin keempat menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia, sains, dan teknologi menjadi fokus utama Kemendiktisaintek untuk diwujudkan.

"Dan kami di Kemendiktisaintek, sesuai dengan arahan presiden, punya tanggung jawab untuk bisa menghadirkan talenta-talenta terbaik, terutama di bidang AI, demi menuju kedaulatan AI untuk Indonesia yang lebih berdaulat. Terima kasih tentunya kami ucapkan kepada semua pihak yang sudah melaksanakan acara atau program yang sangat luar biasa ini, yang tentunya sangat mendukung program kami di kementerian," ungkapnya.

Adapun Kepala BPSDM Komdigi, Boni Pudjianto, menambahkan meski mesin (AI) mampu mengolah data, Indonesia perlu memiliki ekosistem yang memastikan sumber data berasal dari dalam negeri. Menurutnya, pemerintah sudah memikirkan untuk punya GPU khusus untuk ketahanan AI.

Baca juga: 20 Startup Masuk Semesta AI Lintasarta, Ini Rahasia Mereka Terpilih

"Mesin boleh bisa data, tapi at the end kita harus punya environment atau ekosistem sehingga data-data itu juga berasal dari kita. Kalau kita lempar semua keluar, kita menggunakan mesin dari luar, sebenarnya data tersebut terpencar ke mana-mana dan bias karena ada input dari berbagai negara lain. Kalau kita bisa berada di dalam negeri, tentu pemerintah juga memikirkan untuk punya GPU khusus untuk ketahanan AI," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, ia mengapresiasi dukungan Kemendiktisaintek, Komdigi, serta NVIDIA yang dinilainya sebagai kolaborasi penting dalam pengembangan ekosistem digital Indonesia.

"Untuk itu, izinkan saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang mendukung penuh pengembangan talenta digital. Juga Kementerian Komdigi yang berperan penting dalam membangun ekosistem dan infrastruktur digital nasional. Dan tentunya NVIDIA sebagai mitra strategis kami yang menyediakan akses teknologi dan pembelajaran," ujarnya.

Sebagai informasi, acara ini dihadiri oleh Mendiktisaintek, Prof. Dr.rer pol, Heri Kuswanto, M.Si, Kepala BPSDM Menkomdigi RI, Boni Pudjianto, PhD, President Director & CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena, Enterprise Business Country Manager NVIDIA, Andry Gunawan, Founder & CEO Dicoding, Narendra Wicaksono dan lebih dari 300 peserta Laskar AI secara daring.



Siapkah Ekosistem AI Dukung Ekonomi Kreatif Indonesia?

Siapkah Ekosistem AI Dukung Ekonomi Kreatif Indonesia?


(anl/ega)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest