Terdorong Sentimen Positif di Pasar Global, IHSG Tembus Rekor Tertinggi

Ipotnews - Indeks saham Indonesia berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang masa pada sesi perdagangan hari ini, Kamis(14/8), di posisi 7.974. IHSG hari ini ditutup di posisi 7.931, level penutupan tertinggi sepanjang masa.
Reli IHSG merupakan bagian dari sentimen positif yang luas di pasar keuangan global. Kinerja ekonomi yang kuat dan harapan pemangkasan suku bunga memicu optimisme terhadap aset berisiko.
Laman Bloomberg melaporkan, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini melaju hingga 1%, membawa kenaikan dari level terendah April lalu, menjadi lebih dari 30%. Rupiah juga melonjak 0,5% terhadap dolar AS, mengungguli sebagian besar mata uang Asia. Imbal hasil obligasi pemerintah tenor lima tahun turun ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun.
Pergerakan ini menandai pembalikan arah pergerakan sejak awal tahun ketika kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan, disiplin fiskal, dan rumor pengunduran diri seorang menteri kunci mengguncang pasar. Kini, data ekonomi yang mengejutkan kuat dan ekspektasi pelonggaran moneter telah menempatkan pasar dalam potensi "zona Goldilocks", memicu perubahan arah sentimen investor.
Lonjakan saham Indonesia menjadi bagian dari reli luas di pasar global pekan ini. Indeks S&P 500 ditutup di rekor tertinggi pada Rabu, didorong oleh musim laporan keuangan yang lebih baik dari perkiraan, US Treasury juga menguat. Indeks Shanghai Composite China mendekati level tertinggi dalam satu dekade.
Investor asing ikut mendorong pembalikan arah pasar Indonesia. Menurut data Bloomberg, para pengelola dana global telah membeli bersih saham lokal senilai USD283 juta sejauh bulan ini, setelah sebelumnya mencatat arus keluar besar awal tahun ini.
Investor kini menantikan pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Subianto, Jumat besok, untuk mendapatkan petunjuk keseimbangan antara anggaran belanja populis dan disiplin anggaran.
"Fokus pasar akan tertuju pada proyeksi defisit anggaran dan apakah akan ada langkah lebih lanjut untuk memperbaiki posisi fiskal sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Khoon Goh, kepala riset Asia di ANZ Banking Group, kepada Bloomberg.
Sentimen membaik karena pertumbuhan pada kuartal kedua meningkat di luar perkiraan berkat pembangunan infrastruktur dan belanja mesin. Beberapa ekonom mengatakan tren ini bisa berlanjut hingga kuartal ketiga berkat stimulus pemerintah dan kebijakan moneter yang mendukung.
Meski ada kekhawatiran terhadap dampak tarif tinggi AS terhadap ekspor barang Indonesia, pelonggaran kebijakan lebih lanjut oleh Bank Indonesia dinilai dapat mendorong ekonomi. Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan bulan lalu - pemangkasan keempat dari siklus pelonggaran yang dimulai September tahun lalu.
"Ada ekspektasi bahwa paruh kedua tahun ini akan lebih baik dari paruh pertama, dengan likuiditas yang membaik di pasar," kata Jerry Goh, direktur investasi saham Asia di Aberdeen.
Meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunganya pada September telah menekan dolar AS, yang turun lebih dari 8% tahun ini. Hal ini mendorong miliaran dolar AS mengalir masuk ke  emerging market , termasuk Asia Tenggara, di mana indeks saham di Vietnam, Singapura, dan Indonesia mencetak rekor tertinggi.
Sentimen investor domestik juga terdorong oleh masuknya beberapa perusahaan Indonesia ke dalam indeks MSCI . Turunnya imbal hasil obligasi pemerintah membantu mendorong lebih banyak investor domestik ke saham dan aset berimbal hasil lebih tinggi lainnya, dengan saham-saham terkait konglomerat Prajogo Pangestu seperti PT Barito Renewables Energy semakin populer.
Pasar saham Asia Tenggara "telah diperdagangkan dengan diskon besar terhadap kisaran historisnya, sehingga bahkan pergeseran positif yang moderat dapat membuka peluang investasi taktis ke risiko kawasan ini, dan Indonesia bukan pengecualian," kata Homin Lee, ahli strategi makro senior di Lombard Odier Ltd. di Singapura. (Bloomberg)

Sumber : admin