Data Makro China dan AS Dorong Ketakutan Permintaan BBM, Minyak Melorot

avatar
· Views 18

Ipotnews - Harga minyak melorot, Jumat, karena data ekonomi yang mengkhawatirkan dari Amerika dan China--dua pengguna minyak terbesar dunia--meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan bahan baker, sementara investor juga menunggu pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 43 sen, atau 0,64%, menjadi USD66,41 per barel pada pukul 15.10 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Jumat (15/8).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 46 sen, atau 0,72%, menjadi USD63,50 per barel.
Sejauh pekan ini, WTI diperkirakan turun 0,5%, sementara Brent melemah sekitar 0,2%.
Data pemerintah China yang dirilis Jumat menunjukkan pertumbuhan output pabrik merosot ke level terendah dalam delapan bulan, dan penjualan ritel tumbuh pada laju paling lambat sejak Desember, membebani sentimen meski produksi minyak menguat di negara pengguna minyak mentah terbesar kedua di dunia tersebut.
Data juga memperlihatkan pemrosesan di pengilangan China melonjak 8,9% (year-on-year) pada Juli, namun angka tersebut lebih rendah dari Juni, yang merupakan level tertinggi sejak September 2023. Meski throughput meningkat, ekspor produk minyak China pada bulan lalu juga naik dibandingkan 2024, menunjukkan permintaan bahan bakar domestik yang lebih rendah.
Proyeksi peningkatan surplus pasar minyak juga membebani sentimen, begitu pula prospek suku bunga Amerika yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama.
Analis Bank of America mengatakan bahwa mereka memperluas proyeksi surplus pasar minyak dengan alasan meningkatnya pasokan dari OPEC +, kelompok yang terdiri dari Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ), Rusia, dan sekutu lainnya.
Kini, analis BoA memproyeksikan surplus rata-rata sebesar 890.000 barel per hari dari Juli 2025 hingga Juni 2026.
Proyeksi tersebut menyusul prediksi awal pekan ini dari Badan Energi Internasional (IEA) yang menyatakan pasar minyak terlihat "membengkak" setelah lonjakan output OPEC +.
Di Amerika, data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan angka ketenagakerjaan yang lemah menimbulkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve kemungkinan besar tidak akan memangkas suku bunga bulan depan. Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendorong aktivitas ekonomi, yang berdampak positif bagi permintaan minyak.
Investor juga menantikan pertemuan antara Trump dan Putin di Alaska, Jumat, di mana gencatan senjata dalam perang Ukraina menjadi agenda utama, dan sebelumnya Trump mengatakan dia yakin Rusia siap untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Gencatan senjata dapat mengarah pada pelonggaran sanksi terhadap pasokan minyak Rusia. (ef)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest