Ipotnews - Dolar AS tersungkur, Jumat, karena investor tetap berhati-hati terhadap prospek suku bunga menjelang data harga impor, setelah angka terkini mengisyaratkan inflasi dapat meningkat dalam beberapa bulan mendatang.
Yen mengungguli euro dan poundsterling setelah data pertumbuhan Jepang yang mengejutkan dan kuat menunjukkan volume ekspor bertahan dengan baik terhadap tarif baru Amerika Serikat, demikian laporan Reuters, Jumat (15/8).
Semua mata akan tertuju pada pertemuan di Alaska, Jumat ini, antara Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin, meski harapan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Ukraina masih belum pasti.
Angka harga impor Amerika akan diawasi lebih ketat dari biasanya setelah data Kamis memperlihatkan kenaikan harga produsen AS yang sangat tajam bulan lalu, yang mendorong dolar lebih tinggi.
Jika harga impor terus meningkat, hal itu mungkin menandakan bahwa perusahaan-perusahaan Amerika sepenuhnya menyerap tarif, sehingga mereka memiliki dua pilihan: membebankan biaya kepada konsumen, yang berpotensi memicu inflasi, atau menanggung dampaknya terhadap margin keuntungan.
Pasar uang mencerminkan peluang 95% pemotongan suku bunga the Fed sebesar 25 basis poin pada September. Mereka sepenuhnya memperhitungkan pemangkasan 25 basis poin dan peluang 5% untuk penurunan lebih lanjut sebesar 50 basis poin sebelum data Kamis.
Pasar juga menunggu simposium Jackson Hole pekan depan untuk mendapatkan petunjuk tentang langkah the Fed selanjutnya. Tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja Amerika, dikombinasikan dengan inflasi akibat tarif perdagangan, dapat menimbulkan dilema bagi arah pelonggaran the Fed.
Yen menguat 0,4% terhadap dolar menjadi 147,20, didorong data yang memperlihatkan pertumbuhan ekonomi Jepang jauh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal kedua.
Pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent awal pekan ini bahwa Bank of Japan mungkin "tertinggal" dalam menangani risiko inflasi terbukti menjadi pendorong lain bagi yen.
"Meski Gubernur BoJ Ueda mungkin memilih untuk mengabaikan pernyataan Bessent, otoritas Jepang tidak ingin nilai yen menjadi lebih mengkhawatirkan pemerintahan Trump daripada yang sudah ada," kata Jane Foley, analis RaboBank.
Euro meningkat 0,25% versus dolar menjadi USD1,1675.
Sebagian besar analis memperkirakan mata uang tunggal Eropa itu akan diuntungkan dari kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.
"Pertemuan Trump-Putin dan kejelasan lebih lanjut tentang arah konflik Ukraina memiliki implikasi jangka panjang bagi euro daripada bagi dolar," kata Francesco Pesole, analis ING.
"Ada kemungkinan hari ini mungkin merupakan langkah pertama menuju de-eskalasi, dan pasar mungkin akan berhati-hati untuk saat ini."
Pound menguat 0,20% terhadap dolar AS menjadi USD1,3553. Dolar Australia meningkat 0,2% versus greenback jadi USD0,6508. Yuan China tergelincir dari level tertinggi dua pekan karena data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan membebani sentimen. (ef)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()