Ipotnews - Pergerakan aset pasar negara berkembang (emerging market) tertahan pada Jumat (karena investor memilih menunggu hasil pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perang di Ukraina.
Indeks saham negara berkembang tercatat stabil di 1.271,2 poin, namun tetap berada di jalur kenaikan untuk pekan kedua berturut-turut. Optimisme ini didorong oleh harapan terobosan dari pembicaraan Trump-Putin serta spekulasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan.
Kedua pemimpin dijadwalkan bertemu di Alaska pukul 19.00 GMT, dengan agenda kemungkinan gencatan senjata dan tawaran terakhir terkait isu nuklir. Pertemuan ini memicu kekhawatiran dari Kyiv dan negara-negara Eropa akan potensi kompromi yang merugikan, terutama karena Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tidak diundang.
Meski demikian, Trump memberi isyarat bahwa jika pembicaraan dengan Putin berjalan baik, pertemuan lanjutan yang melibatkan Zelenskiy akan diadakan.
"Ketidakpastian terkait hasil pertemuan Trump-Putin di Alaska memang tinggi, namun kami cenderung memperkirakan tercapainya gencatan senjata parsial. Opsi kedua yang paling mungkin adalah kesepakatan untuk menggelar pertemuan tingkat tinggi berikutnya," ujar Nicolaie Alexandru-Chidesciuc, peneliti ekonomi dan kebijakan pasar negara berkembang di J.P. Morgan.
"Kami masih melihat peluang tercapainya kesepakatan damai tahun ini sangat kecil. Bahkan gencatan senjata penuh pun tampaknya sulit terjadi tahun ini karena tuntutan utama Rusia belum berubah dan tidak sejalan dengan kedaulatan Ukraina," tambahnya.
Sementara rubel Rusia melemah ke posisi terendah dalam lebih dari satu minggu terhadap dolar AS, obligasi internasional dolar Ukraina justru mencatat kenaikan tipis.
Pasar saham di Polandia dan Rumania tutup pada Jumat karena libur nasional. Sehari sebelumnya, bursa Warsaw mencatat penurunan terbesar dalam dua pekan, sedangkan bursa Bucharest ditutup turun 0,7%.
Rumania dijadwalkan mendapat peninjauan peringkat kredit dari Fitch pada Jumat, dengan pasar mewaspadai potensi penurunan ke peringkat "junk". S&P pada akhir Juli mempertahankan peringkat BBB- -- level terendah kategori layak investasi -- dengan prospek negatif.
Di Asia, bursa saham melemah setelah data harga produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan mengurangi harapan pemangkasan suku bunga besar oleh The Fed. Investor masih memperkirakan penurunan suku bunga seperempat poin bulan depan, namun peluang menurut CME FedWatch turun menjadi 92% dari sebelumnya 99%.
Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1%, sementara saham Singapura turun 0,9%.
Di Tiongkok, produksi industri merosot ke level terendah dalam delapan bulan pada Juli dan penjualan ritel melambat tajam, meningkatkan tekanan bagi Beijing untuk menggelontorkan stimulus tambahan guna mendorong permintaan.
Dolar AS bergerak melemah, memberikan dukungan bagi sejumlah mata uang Asia.
Ekonomi Malaysia tumbuh sesuai ekspektasi pada kuartal kedua, namun bank sentral memperingatkan prospek masih dibayangi ketidakpastian akibat tarif AS. Ringgit melemah 0,1%, sementara indeks saham Kuala Lumpur turun 0,2%.(Reuters)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()