- Rupiah diperdagangkan di Rp16.235 per dolar AS, melemah 0,11% jelang sesi Eropa.
- Bank Indonesia diprakirakan menahan suku bunga di 5,25% pada 20 Agustus, setelah pemangkasan bulan lalu.
- Pasar global menanti risalah FOMC, data ekonomi AS, serta simposium Jackson Hole untuk arah kebijakan The Fed.
Nilai tukar rupiah Indonesia (IDR) terhadap dolar Amerika Serikat (USD) melemah tipis pada Selasa, mencerminkan jeda alami pasar sebelum memasuki pekan penuh agenda ekonomi penting. Pasangan mata uang USD/IDR bergerak pada level Rp16.235 per dolar AS, naik 17 poin atau 0,11% dibanding posisi sebelumnya. Pelemahan rupiah terjadi menjelang sesi Eropa, di tengah sikap hati-hati pelaku pasar yang menanti rilis data ekonomi global. Meskipun pergerakan relatif terbatas berkat intervensi stabilisasi otoritas domestik, rupiah masih berada dalam tekanan eksternal terkait arah kebijakan suku bunga The Fed.
BI Diprakirakan Menahan Suku Bunga di 5,25%, Pasar Menanti Efektivitas Transmisi Kebijakan
Dari dalam negeri, perhatian pasar akan tertuju pada rilis indikator ekonomi penting pada Rabu, 20 Agustus 2025. Pertumbuhan kredit Juli tercatat 7,77% secara tahunan (Loan Growth YoY), mencerminkan aktivitas pembiayaan yang tetap kuat. Bank Indonesia juga mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 5,25%, sejalan dengan suku bunga fasilitas simpanan 4,5% dan pinjaman 6%. Sikap ini menegaskan kehati-hatian BI untuk menjaga stabilitas rupiah sekaligus memberi ruang bagi pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Survei Reuters menunjukkan mayoritas ekonom (24 dari 29) memprakirakan BI akan menahan suku bunga di 5,25% pada 20 Agustus, setelah pemangkasan 25 bp bulan lalu. Inflasi yang naik ke 2,37% pada Juli serta pertumbuhan PDB kuartal II sebesar 5,12% menjadi faktor utama jeda kebijakan, meski penyaluran kredit belum pulih signifikan. Hingga akhir tahun, mayoritas responden memprakirakan suku bunga turun ke 5,00%, dengan peluang tambahan pelonggaran jika The Fed menurunkan suku bunga lebih lanjut.
Indonesia Siapkan 17 Kilang Modular Bernilai $8 Miliar, Analis Pertanyakan Kelayakan
melaporkan Indonesia berencana membangun 17 kilang modular kecil senilai $8 miliar bersama KBR Inc asal Amerika Serikat. Proyek ini ditujukan untuk memproses minyak domestik dan impor, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bensin impor, mendukung komitmen pembelian energi AS sebesar $15 miliar. Studi awal lokasi dilakukan di Natuna, Surabaya, Halmahera Utara, dan Fakfak.
Kilang modular dinilai lebih cepat dan murah dibangun dibanding kilang tradisional, tetapi sejumlah analis menilai strategi ini menyimpang dari tren global kilang besar yang lebih efisien secara skala. Selain keterbatasan kapasitas, biaya logistik dan distribusi juga berpotensi membebani, sehingga efektivitas jangka panjang proyek ini masih dipertanyakan.
Menakar Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Dari eksternal, data ekonomi Amerika Serikat pada Jumat, 15 Agustus 2025, menghadirkan sinyal beragam. Indeks manufaktur Empire State melonjak ke 11,9, jauh di atas prakiraan nol, menandakan aktivitas pabrik di New York menguat. Penjualan ritel Juli tumbuh 0,5% sesuai proyeksi, dengan penjualan inti dan tanpa otomotif naik masing-masing 0,5% dan 0,3%, mencerminkan ketahanan konsumsi. Namun, produksi industri terkoreksi 0,1% setelah bulan sebelumnya naik 0,4%, sementara Indeks Sentimen Konsumen Michigan melemah ke 58,6 dari 61,7, di bawah prakiraan 62.
Kombinasi ini menunjukkan konsumsi tetap kuat, tetapi kepercayaan konsumen menurun seiring ekspektasi inflasi yang meningkat. Tekanan politik dari Gedung Putih semakin kuat, dengan Donald Trump dan Bessent secara terbuka mendorong pemangkasan suku bunga. CME FedWatch mencatat probabilitas 82% untuk pemotongan 25 basis poin pada pertemuan The Fed September, masih memperlihatkan keyakinan pasar bahwa perubahan kebijakan semakin dekat meski peluangnya menurun dari 93,9% yang tercatat pada pekan lalu.
Pasar Menunggu Data Perumahan AS Menjelang Risalah FOMC, dan Simposium Jackson Hole
Selain itu, sehari sebelum rilis Risalah Rapat FOMC pada Rabu, AS akan merilis sejumlah data penting, termasuk izin mendirikan bangunan Juli yang tercatat 1,393 juta dan housing starts sebesar 1,321 juta. Meski izin bangunan turun 0,1% secara bulanan, housing starts naik 4,6%. Redbook YoY hingga 16 Agustus juga naik 5,7%, mengindikasikan konsumsi rumah tangga masih kuat. Agenda lain meliputi pidato pejabat The Fed Bowman dan laporan stok minyak mentah API, yang dapat menambah dinamika menjelang publikasi risalah rapat FOMC.
Di akhir pekan, pasar global akan memusatkan perhatian pada simposium Jackson Hole yang digelar Federal Reserve. Investor menanti arahan baru mengenai prospek pemangkasan suku bunga, sekaligus mencermati konteks geopolitik di mana Washington tengah intensif mendorong diplomasi untuk mengakhiri perang di Ukraina. Kombinasi kebijakan moneter dan faktor geopolitik ini diprakirakan menjadi penggerak utama sentimen pasar, dengan implikasi langsung terhadap arus modal global dan stabilitas keuangan kawasan.
Indikator Ekonomi
Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia
Keputusan Tingkat Suku Bunga diumumkan oleh Bank Indonesia. Kebijakan Moneter mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter suatu negara, bank sentral atau pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu dalam ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada hubungan antara suku bunga di mana uang dapat dipinjam dan pasokan total uang.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Rab Agu 20, 2025 07.30
Frekuensi: Tidak teratur
Konsensus: -
Sebelumnya: 5.25%
Sumber: Bank Indonesia
Được in lại từ FXStreet_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()