Trader Nantikan Simposium Jackson Hole, Greenback Bergerak Variatif

• Dolar bergerak variatif karena trader menunggu pidato Jerome Powell di Simposium Jackson Hole, dengan fokus pada sinyal arah kebijakan suku bunga the Fed di tengah ekspektasi pemangkasan 54 bps hingga akhir 2025.
• Indeks Dolar (DXY) naik 0,15% menjadi 98,27, didukung data perumahan AS yang solid, sementara euro melemah tipis dan yen menguat terhadap dolar; pergerakan pasar tetap tenang menjelang katalis utama.
• Ketidakpastian seputar inflasi dan tarif mengaburkan prospek suku bunga, sementara perkembangan diplomasi Rusia-Ukraina juga turut menjadi perhatian pelaku pasar valas global.

Ipotnews - Dolar bergerak variatif, Selasa, karena trader menunggu Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole yang diselenggarakan Federal Reserve pekan ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga Amerika Serikat.
Pidato Chairman Fed, Jerome Powell, Jumat, menjadi fokus utama minggu ini, dengan sedikit data ekonomi utama yang dapat mendorong arah pasar. Trader akan mengamati apakah Powell menolak perkiraan pasar atas penurunan suku bunga pada September, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (19/8) atau Rabu (20/8) pagi WIB.
Trader meningkatkan spekulasi mereka terhadap pemangkasan suku bunga pada pertemuan the Fed 16-17 September, setelah laporan ketenagakerjaan Juli yang lemah, dan karena laporan inflasi harga konsumen bulan lalu menunjukkan tekanan kenaikan yang terbatas dari tarif.
Namun, data harga produsen Juli yang lebih tinggi dari perkiraan meredam beberapa ekspektasi penurunan suku bunga. Powell mengatakan dia enggan memotong suku bunga karena perkiraan peningkatan inflasi musim panas ini akibat tarif.
"Minggu lalu, ketika kami memperkirakan sekitar 25 basis poin untuk September, dan lebih dari dua kali pemotongan suku bunga untuk sisa tahun ini, mungkin ada risiko bahwa pidato Powell akan mengecewakan ekspektasi tersebut jika dia tidak cukup jelas dalam berkomitmen untuk pemangkasan pada September," kata Vassili Serebriakov, analis UBS, New York.
"Sekarang setelah kami memperkirakan sekitar 20 basis poin untuk September dan sedikit di atas 50 basis poin untuk sisa tahun ini, saya pikir risikonya jauh lebih seimbang."
Trader memperhitungkan pemotongan suku bunga sebesar 54 basis poin hingga akhir tahun.
The Fed juga akan merilis risalah rapat 29-30 Juli, Rabu, meski isinya mungkin memberikan wawasan yang terbatas karena pertemuan tersebut diadakan sebelum laporan ketenagakerjaan Juli yang lemah.
Data makro Amerika, Selasa, menunjukkan peletakan batu pertama untuk rumah keluarga tunggal baru dan izin untuk konstruksi di masa mendatang meningkat sepanjang Juli meski suku bunga KPR yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi terus menghambat pembelian rumah.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang termasuk yen dan euro, terakhir naik 0,15% menjadi 98,27.
Euro melemah 0,12% ke level USD1,1646. Versus yen Jepang, dolar melemah 0,22% menjadi 147,54.
Pergerakan mata uang relatif tenang selama beberapa pekan terakhir menyusul penurunan tajam dolar pada paruh pertama tahun ini.
"Ada sedikit penurunan risiko dalam valuta asing selama musim panas dan sekarang investor hanya menunggu katalis yang lebih jelas untuk pergerakan selanjutnya," tutur Serebriakov.
Dalam mata uang lainnya, poundsterling turun 0,16% jadi USD1,348. Dolar Australia merosot 0,62% menjadi USD0,6451, level terlemah sejak 5 Agustus.
Trader juga fokus pada perkembangan perundingan damai untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Selasa, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia berharap Presiden Rusia Vladimir Putin akan terus berupaya dalam mengakhiri perang di Ukraina, tetapi mengakui bahwa pemimpin Kremlin tersebut mungkin tidak ingin mencapai kesepakatan sama sekali, dan menambahkan bahwa hal ini akan menciptakan "situasi yang sulit" bagi Putin. (Reuters/AI)

Sumber : Admin