- Dolar AS menguat terhadap euro dan pound jelang pidato Powell di Jackson Hole.
- Dolar Selandia Baru turun 1,3% setelah bank sentral beri sinyal pelonggaran lebih lanjut.
- Pasar perkirakan pemangkasan suku bunga the Fed, tapi waspadai sikap hawkish Powell.
Ipotnews - Dolar AS menguat versus euro dan poundsterling untuk sesi ketiga berturut-turut, Rabu, ketika trader menantikan simposium tahunan Jackson Hole Federal Reserve pekan ini untuk mendapatkan petunjuk tentang arah kebijakan moneter.
Dolar Selandia Baru tersungkur setelah bank sentral menurunkan suku bunga acuannya seperempat poin menjadi 3,0% seperti yang diperkirakan, tetapi juga mempertimbangkan pemangkasan setengah poin, demikian laporan Reuters, di Tokyo, Rabu (20/8).
Nilai tukar kiwi merosot hingga 1,3% menjadi USD0,5820, level terlemah sejak 14 April, dengan perumus kebijakan menurunkan proyeksi batas bawah suku bunga acuan menjadi 2,55%, dari perkiraan 2,85% pada Mei.
"Pasar tidak memperkirakan Reserve Bank of New Zealand ( RBNZ ) akan mengirimkan sinyal dovish yang kuat bahwa mereka berniat untuk melakukan pemotongan lebih lanjut," tulis Prashant Newnaha, analis TD Securities.
Dia meningkatkan proyeksinya untuk pelonggaran lebih lanjut, sekarang memperkirakan suku bunga acuan sebesar 2,5% pada November.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, melesat setingginya 98,441 untuk kali pertama sejak 12 Agustus pada sesi Rabu, setelah menguat 0,4% secara gabungan selama dua hari pertama minggu ini.
Euro melemah 0,1% menjadi USD1,1638, dan poundsterling turun 0,1% jadi USD1,3480. Dolar AS menguat 0,1% menjadi 0,8080 franc Swiss, namun melemah 0,1% versus mata uang Jepang menjadi 147,46 yen.
Pidato Chairman Fed, Jerome Powell, Jumat, menjadi fokus utama pasar, karena trader mengamati setiap reaksi balik terhadap perkiraan pasar atas penurunan suku bunga bulan depan.
Kini, trader menempatkan peluang sebesar 84% untuk pemangkasan tersebut dan memperkirakan sekitar 54 basis poin penurunan pada akhir tahun.
"Mengingat standar yang relatif tinggi yang harus dipenuhi Powell, ada sedikit risiko yang tertanam di pasar bahwa dia condong ke sisi hawkish dan investor akan kehilangan kendali," kata Kyle Rodda, analis Capital.com.
Trader, yang sebelumnya meningkatkan spekulasi untuk pemangkasan suku bunga the Fed pada 17 September setelah laporan penggajian yang secara mengejutkan lemah di awal bulan ini, semakin terdorong setelah data harga konsumen menunjukkan tekanan kenaikan yang terbatas dari tarif.
Namun, data harga produsen yang lebih tinggi dari ekspektasi, pekan lalu, memperumit gambaran kebijakan tersebut.
Powell mengatakan enggan memangkas suku bunga karena tekanan harga yang diperkirakan didorong oleh tarif pada musim panas ini.
Rabu ini, the Fed akan merilis risalah rapat 29 dan 30 Juli, ketika mereka mempertahankan suku bunga, meski risalah tersebut mungkin menawarkan wawasan yang terbatas karena diadakan sebelum data ketenagakerjaan yang lemah diumumkan. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()