- Rupiah ditutup melemah 26 poin (0,16%) ke Rp16.271 per dolar AS pada Rabu (20/8), dipicu sikap wait and see pasar jelang pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole.
- Arah kebijakan The Fed jadi sorotan: pasar masih memproyeksikan pemangkasan suku bunga 25 bps pada September, meski peluang menurun setelah data PPI Juli lebih tinggi dari perkiraan.
- Domestik, BI menurunkan BI-Rate 25 bps ke 5,00% pada RDG Agustus 2025, sejalan dengan inflasi terkendali dan kebutuhan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ipotnews - Kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat, maih karena kewaspadaan pelaku pasar mengantisipasi pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di forum Simposium Jackson Hole.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu sore (20/8) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.271 per dolar AS, melemah 26 poin atau 0,16% dibandingkan Selasa sore (19/8) dilevel Rp16.245 per dolar AS.
"Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh sikap wait and see pelaku pasar terkait pidato Powell di Jackson Hole Symposium," kata Senior Market Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta saat dihubungi Ipotnews sore ini.
Federal Reserve kembali menjadi sorotan utama menjelang simposium tahunan kebijakan ekonomi ke-43 yang digelar pekan ini. Semua mata tertuju pada pidato terakhir Ketua The Fed, Jerome Powell, di Jackson Hole pada Jumat (22/8), yang akan menjadi momen penentu arah kebijakan moneter menjelang pertemuan FOMC September.
Dewan Gubernur The Fed saat ini menghadapi dilema: mempertahankan suku bunga acuan di level restriktif untuk meredam inflasi, atau justru memangkas suku bunga seiring tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja. Pasar uang sendiri masih memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, meski peluangnya menurun setelah laporan inflasi produsen (PPI) Juli lebih tinggi dari perkiraan.
Di dalam negeri, rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%.
Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,51%, terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()