- Indeks DXY naik 0,38% ke 98,60 karena pasar menantikan arah kebijakan suku bunga the Fed dari pidato Jerome Powell di Jackson Hole.
- Peluang pemangkasan suku bunga the Fed pada September turun dari 82% menjadi 74%, seiring data ekonomi variatif dan komentar pejabat bank sentral yang cenderung berhati-hati.
- Gubernur Fed Lisa Cook diselidiki atas dugaan penipuan hipotek, memunculkan tekanan politik, termasuk desakan dari Presiden Trump agar ia mengundurkan diri.
Ipotnews - Nilai tukar dolar AS menguat, Kamis, menjelang pidato penting Chairman Federal Reserve Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole yang dinantikan pasar untuk mendapatkan petunjuk terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan bank sentral bulan depan.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, termasuk euro dan yen, naik 0,38% menjadi 98,60, demikian laporan Reuters, di New York, Kamis (21/8) atau Jumat (22/8) pagi WIB.
Euro merosot 0,34% ke level USD1,1611, yen menyusut 0,65% menjadi 148,29 per dolar, dan poundsterling turun 0,27% jadi USD1,342.
Penguatan dolar sempat tertahan setelah data menunjukkan kenaikan jumlah klaim pengangguran mingguan tertinggi dalam hampir tiga bulan. Namun, dolar kembali menguat setelah laporan terpisah memperlihatkan peningkatan aktivitas bisnis Amerika Serikat pada Agustus, terutama di sektor manufaktur yang mencatat pertumbuhan pesanan tercepat dalam 18 bulan.
Pidato Powell pada Jumat pukul 10 pagi waktu setempat diharapkan memberikan gambaran terkait kebijakan suku bunga ke depan. Tema simposium tahun ini adalah "Pasar Tenaga Kerja dalam Transisi." Menurut Eric Theoret, analis FX Scotiabank, Powell berpotensi menyoroti melemahnya pasar tenaga kerja sebagai alasan untuk pelonggaran kebijakan.
"Baik itu data payroll, revisi, maupun klaim pengangguran yang terus naik, semuanya bisa dijadikan dasar narasi oleh Powell," ujarnya.
Meski pasar sebelumnya memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 16-17 September mencapai 82%, menurut FedWatch Tool CME Group, peluang itu turun menjadi 74% jelang pidato Powell. Perkiraan pemangkasan hingga akhir tahun juga menurun menjadi 49 basis poin dari sebelumnya 54 basis poin.
Ekonom Goldman Sachs memperkirakan Powell tidak akan secara tegas mengisyaratkan pemotongan suku bunga dalam pidatonya, tetapi akan menyampaikan bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat pasca laporan ketenagakerjaan Juli, dan tarif hanya memberi dampak satu kali terhadap inflasi.
Dari jajaran pejabat bank sentral, sikap masih terpecah. Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan masih melihat ruang untuk satu kali pemangkasan tahun ini, meski mengakui kondisi ekonomi penuh ketidakpastian. Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid mengatakan belum ada urgensi untuk menurunkan suku bunga, mengingat inflasi masih di atas target 2% dan pasar tenaga kerja masih kuat.
Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, juga mengatakan bahwa berdasarkan kondisi ekonomi saat ini, masalah inflasi yang berkelanjutan berarti belum saatnya untuk memangkas target suku bunga bank sentral.
Di luar isu suku bunga, Bloomberg melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS tengah menyelidiki Gubernur Fed Lisa Cook terkait dugaan penipuan hipotek. Seorang pejabat senior memberi tahu Powell dan mendorong agar Cook dicopot dari dewan. Presiden Donald Trump turut mendesak pengunduran diri Cook, mengutip dugaan pelanggaran atas kepemilikan properti di Michigan dan Georgia. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()