- Rupiah melemah ke Rp16.350 per dolar AS pada Jumat (22/8), turun 62 poin (0,38%) dibanding Kamis, tertekan oleh sikap hawkish pejabat The Fed dan data ekonomi AS yang solid.
- Data AS positif: PMI manufaktur Agustus naik ke 53,3 (tertinggi sejak Mei 2022) dan pasar tenaga kerja masih kuat, memperkuat dolar serta menambah tekanan inflasi.
- Sentimen domestik negatif: OTT KPK terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer turut memperberat pelemahan rupiah.
Ipotnews - Kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar, setelah muncul sinyal hawkish dari pejabat Federal Reserve serta membaiknya kondisi manufaktur di Amerika Serikat.
Mengutip data Bloomberg pada Jumat sore (22/8) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.350 per dolar AS, melemah 62 poin atau 0,38% dibandingkan Kamis sore (21/8) dilevel Rp16.288 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan kurs rupiah melemah terhadap dolar AS yang akibat pernyataan pejabat the Fed yang masih hawkish. "Penyebabnya karena inflasi AS dinilai masih tinggi," kata Ibrahim saat dihubungi Ipotnews pagi ini.
Presiden the Fed Kansas City, Jeffrey Schmid menyatakan belum ada urgensi untuk memangkas suku bunga acuan dari AS. Schmid mengatakan hal itu tidak terlepas dari data ekonomi, mengingat inflasi masih bertahan dalam kisaran target 2%. Di sisi lain, kondisi pasar tenaga kerja relatif kuat.
"Saya pikir kita berada di posisi yang cukup baik dan perlu data yang benar-benar meyakinkan untuk mengubah kebijakan saat ini," kata Schmid di CNBC , Jumat (22/8).
Dolar AS juga didukung oleh data PMI dan perumahan AS yang lebih kuat dari perkiraan. Ditambah Donald Trump masih tetap mengancam Ketua Federal Reserve. "Ini membuat dolar AS kembali menguat," ujar Ibrahim.
Sektor manufaktur AS tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari tiga tahun, didorong oleh peningkatan permintaan yang sekaligus menambah tekanan inflasi.
Indeks manajer pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) manufaktur versi flash S&P Global untuk Agustus naik 3,5 poin menjadi 53,3--level tertinggi sejak Mei 2022, menurut data yang dirilis Kamis (21/8). Angka di atas 50 menandakan ekspansi.
Kenaikan indikator manufaktur ini ikut mendorong PMI komposit, yang juga mencakup sektor jasa, ke posisi tertinggi sepanjang tahun ini.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()